BERITA TERKINIHEADLINE

Sasar Kemiskinan Ekstrem di Konawe, DLH Sultra Programkan Budidaya Magot dari Limbah Organik

×

Sasar Kemiskinan Ekstrem di Konawe, DLH Sultra Programkan Budidaya Magot dari Limbah Organik

Sebarkan artikel ini

LAJUR.CO, KENDARI – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menyasar daerah di Sultra yang menjadi basis kemiskinan ekstrem untuk program budidaya magot dari sampah organik.

Program ini merupakan bagian strategi DLH memanfaatkan limbah organik dengan menggunakan lalat maggot ke masyarakat. Program ini juga menjadi bagian implementasi atensi Pj Gubernur Sultra Andap Budhi Revianto dalam menurunkan angka kemiskinan ekstrem di Sultra.

“Kita akan mengambil data kemiskinan ekstrem dari Data Desa Presisi untuk program budidaya magot. Budidaya magot efektif mengurangi sampah organik, menambah penghasilan bagi masyarakat miskin karena bisa dijual, punya nilai ekonomi. Tentunya kedepan bisa menurunkan kemiskinan ekstrem di sana sekaligus juga mengurangi sampah,” jelas Kepala DLH Sultra Andi Makkawaru, Senin (9/10/2023).

Baca Juga :  Perang Saudara di Konawe Gegara Batas Lahan, Satu Orang Tewas

Kabupaten Konawe akan menjadi daerah percontohan pertama program budidaya magot di akhir tahun 2023 ini. DLH ikut menggandeng akademisi Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari untuk mengawal program tersebut pada kelompok masyarakat binaan.

Edukasi teknik ternak magot nantinya dilakukan hingga masyarakat berhasil menuai panen. DLH Sultra ikut menjalin kemitraan untuk menjembatani penjualan pakan magot tersebut ke kelompok perikanan dan pertanian yang membutuhkan magot sebagai bahan pakan.

“Kami sudah jejaki kemitraan dengan agar magot yang dihasilkan itu bisa sampai dijual, memberikan nilai tambah secara ekonomi untuk masyarakat miskin. Tentu ini tidak hanya menurunkan angka kemiskinan ekstrem, target stunting, inflasi karena kebutuhan pakan terpenuh dan ekonomi masyarakat tercukupi dengan bisnis ternak magot,” jelas Andi Makkawaru.

Baca Juga :  Pertamina Klaim Stok LPG di Konawe Masih Aman Pasca Insiden Kebakaran Depot PT Osu Wonua Perkasa

Proses budidaya magot, kata Andi Makkawaru memakan waktu sekitar 45 hari. Satu kilogram magot yang dijual sebagai pakan ikan maupun ayam dihargai sekitar Rp10 ribu.

Program budidaya magot DLH Sultra akan berjalan simultan dengan sosialisasi pengolahan sampah plastik berbasis ekonomi sirkular.

Hal sama juga disampaikan Kabid Pengelolaan Limbah B3 DLH Sultra Drs La Oba. Dari sembilan kabupaten di Sultra berada pada tentang garis kemiskinan, Kabupaten Konawe dipilih sebagai percontohan awal budidaya magot dari sampah organik.

Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 DLH Sultra La Oba.

“Meski data kemiskinan ekstrem di Sultra adanya di Kabupaten Konawe, Konsel, Kolaka Utara, Muna Barat, Buteng, Wakatobi, Konut, Butur dan Konkep. Tapi diawal ini, jika disepakati di APBD perubahan, sasaran pertama di Konawe. Perkiraan November mulai jalan sosialisasi budidaya magot,” jelas La Oba, Selasa (11/10/2023).

Baca Juga :  Beli Mobil Toyota Sekarang, DP Hanya Rp7 Juta!

Khusus sosialisasi pengolahan sampah plastik berbasis ekonomi sirkular, masyarakat akan dilatih pola pemanfaatan sampah plastik menjadi ecobrick. Ecobrick adalah botol plastik yang diisi padat dengan potongan limbah plastik. Ecobrick dapat menjadi alternatif bagi bata konvensional dalam mendirikan bangunan

“Kalau sampah organik dijadikan bahan pakan magot, nah limbah plastik anorganik dijadikan ecobrick. Kita berharap program ini bisa efektif mengurangi sabaran sampah di lingkungan,” jelas La Oba. Adm

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x