SULTRABERITA.ID, KENDARI – Genderang perebutan kursi 01 PAN sebentar lagi ditabuh. Menurut skedul ditetapkan Steering Committee (SC), Selasa 11 Februari 2020 Pukul 21.40 WITa klimaks pemilihan Ketua Umum dan formatur DPP PAN 2020-2025 diketuk.
BACA JUGA :
- Bocoran Komposisi Kabinet Prabowo Jelang Pelantikan
- Warga Dimangsa Buaya di Sungai Lasolo Ditemukan, Jasad Tak Lagi Utuh
- Tim SAR Sisir Sungai Lasolo, Cari Warga yang Diterkam Buaya Saat Pasang Pukat
- Tanding di PON Aceh-Sumut 2024, Pelatih Kempo Kritik Kebijakan Anggaran ke KONI & Pemprov Sultra
- Kendaraan yang Tak Berhak Isi BBM Subsidi Sudah Divalidasi Korlantas
Mulfachri, Asman Abnur, Drajad Wibowo dan Zulkifli Hasan, empat kandidat siap adu kekuatan berebut simpati 590 suara di ajang Kongres V PAN.
Jika kubu Asman Abnur dan Drajad Wibowo terlihat adem ayem, jauh berbeda dengan pentolan PAN Zulhas dan Mulfachri. Dua petarung partai berlambang matahari bersinar ini paling menyita publik selama gelaran kongres di Kota Lulo. Lempar statmen curang hingga klaim dukungan selang seling disuarakan kedua kubu.
Duo PAN itu memang paling diandal memenangi pertarungan kursi 01 partai besutan Amin Rais. Mulfachri yang tampil sepaket dengan Hanafi Rais pede tampil menantang incumben, Zulhas.
Ditanya mengenai masa depan PAN di gelanggan pemerintahan jika sukses meraup suara kemenangan di kongres, Mulfachri tak ingin terlalu mengumbar.
Namun begitu, politisi yang mengawali karir sebagai pengacara itu menyatakan PAN bisa jadi sebagai mitra kritis pemerintah jika dirinya menjabat Ketum DPP PAN periode 2020-2025.
Ia menyiratkan posisi PAN kedepan yang akan memainkan peran sebagai oposisi Presiden Jokowi diperiode kedua.
“Kalau bicara oposisi, literasi kita Indonesia tidak ada budaya oposisi. Kalau kita tidak mulai tidak akan ada oposisi. Mari kita mulai budaya oposisi berlandaskan nilai ketimuran,” ungkap Mulfachri Harahap dihadapan awak media, Senin 10 Februari 2020.
Menjadi oposisi dimaksud pria kelahiran Jakarta 1966 itu tak lantas menjadi penentang mutlak seluruh gerak kebijakan pembangunan pemerintah saat ini. Oposisi PAN di eranya lebih berkiblat pada budaya kritik ketimuran yang santun dan mengedepankan semangat membangun negeri.
“Kita menyampaikan menyampaikan perbedaan dengan kata santun. Tim oposisi atau tidak oposisi saya kira sama mulianya,” pungkas legilator PAN di DPR RI dua periode tersebut. Adm