SULTRABERITA.ID, KENDARI – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) merekomendasikan agar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menggratiskan internet pada jam belajar untuk siswa yang melakukan kegiatan belajar dari rumah.
Komisioner KPAI Retno Listyarti mengatakan ada sejumlah rekomendasi yang diajukan pihaknya setelah melakukan sejumlah survei, baik kepada orang tua siswa, para murid, hingga guru.
BACA JUGA :
- Indosat Satu-Satunya yang Masuk Fortune 100 Best Companies to Work For Southeast Asia
- Bantuan Rumah Nelayan Sultra Naik Jadi 1.000 Unit di Tahun 2026, Fokus ke Ibu-Ibu Pesisir
- Momen Hari Ibu, Gubernur ASR Dorong Peran Aktif Perempuan di Berbagai Sektor
- 10 Desa Wisata Paling Memukau di Sultra yang Wajib Masuk Bucket List Liburan Akhir Tahun
- Tiga Kabupaten Jadi Target Pendataan SNLIK 2026 OJK & BPS Sultra
Salah satu rekomendasi itu berkaitan dengan kuota internet yang dinilai paling merugikan dan menjadi salah satu kendala utama dalam proses belajar dari rumah.
“Menggratiskan internet. Ini kepada pemerintah pusat yah, dalam hal ini Kementerian Komunikasi yah,” kata Retno saat menggelar RDPU Panja Pembelajaran Jarak Jauh dengan Komisi X DPR melalui daring, Kamis (25/6).
Ia menyarankan penggratisan internet ini tak dilakukan sepanjang waktu. Namun, itu ddisesuaian dengan jam belajar siswa.
“Penggratisan internet ini kami dorong adalah pada senin sampai jumat, pada jam-jam belajar saja. Mungkin jamnya bisa 5 sampai 6 jam sehari,” kata dia.
Ia pun berharap wacana internet gratis ini bisa disampaikan kepada Presiden Joko Widodo melalui rapat terbatas agar bisa segera direalisasikan.
“Karena kami mendukungnya. Karena ini (soal kuota internet) jadi masalah juga,” kata dia.
Ia mencontohkannya dengan keluarga dengan lebih satu anak yang belajar di rumah. Para orang tua, kata dia, harus menanggung biaya kuota internet yang semakin meningkat. Padahal, banyak warga yang perekonomiannya terdampak Covid-19.
“Misalnya, ada yang punya anak tiga. Tiga-tiganya gunakan kuota. Mereka kemudian jadi sulit untuk membeli kuota, karena mau makan saja sulit,” kata dia.
Selain itu, Retno menyebut ada kesulitan terkait akses jaringan internet. Itu terjadi tak hanya di wilayah Indonesia bagian timur seperti Papua. Dia mengungkapkan masalah akses jaringan juga terjadi di wilayah yang dekat dengan ibu kota.
“Kota Bogor yang sangat dekat dengan Jakarta pun masih ada 11 persen tidak terlayani secara daring,” ungkap dia.
Terkait usul interet gratis ini, Menkominfo Johnny G. Plate sebelumnya mengatakan pihak operator seluluer sudah memberikan bebas akses di sekolah, kampus dan lembaga pendidikan hingga senilai Rp1,9 triliun.
“Sebelum diminta sudah diberikan oleh opsel (operator seluler) sebesar Rp1,9 triliun per bulan selama masa darurat kesehatan,” kata dia, saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (13/4).
Namun demikian, Johnny mengakui itu ada perubahan pola penggunaan internet di masa pandemi yang lebih terkonsentrasi di perumahan. Pada masa normal, kata dia, pemakaian banyak di gedung kantor dan sekolah.
“Saat ini (pemakaian banyak) di perumahan. Ada peningkatan internet 5 hingga 10 persen. Masih di bawah tahun lalu saat hari raya peningkatan bisa 20 sampai 30 persen,” tutur politikus Partai NasDem itu.
Pada tahun ajaran baru, yang dimulai 13 Juli, Kemendikbud berencana menggelar kegiatan belajar mengajar secara tatap muka di sekolah-sekolah yang daerahnya termasuk zona hijau Covid-19. Namun, sebagian besar masih memberlakukan belajar dari rumah. Adm
Sumber : cnnindonesia.com
Judul : https://m.cnnindonesia.com/nasional/20200625152052-20-517463/tahun-ajaran-baru-kpai-dorong-internet-gratis-di-jam-belajar



