LAJUR.CO, KENDARI – Kinerja Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mendapat apresiasi dari Pemerintah Provinsi Sultra. DLH Sultra mendapatkan penghargaan sebagai perencana terbaik kategori tepat waktu peringkat kedua setelah DPM PTSP Pemprov Sultra.
Apresiasi pemerintah terhadap kinerja DLH Sultra ini diserahkan oleh Pj Gubernur Sultra Andap Budhi Revianto pada forum Musrenbang Sultra, Kamis (18/4/2024). Penghargaan diserahkan langsung kepada Kepala DLH Sultra Dr Andi Makkawaru dan disaksikan Dirjen Bina Pemerintahan Desa Kemendagri Laode Ahmad P Balombo.
“Kedepan, selain perencanaan maka DLH juga mampu menyerap anggaran dan melaporkan realisasinya dalam bentuk sakip,” harap Dr Andi Makkawaru, Selasa (23/4/2024).
Pasca penerimaan piagam apresiasi ini, Dr Andi Makkawaru mengatakan jika pihaknya akan merealisasikan rencana kegiatan yang telah diprogram dan tercantum dalam rencana kerja perangkat daerah (RKPD).
Salah satu kegiatan yang akan digarapnya adalah program budidaya maggot dan pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkular dengan melibatkan peran aktif masyarakat. Melalui program ini, pemerintah akan hadir sebagai fasilitator dan memberikan bantuan produksi kepada masyarakat. Aksi ini sebagai upaya DLH Sultra dalam pengelolaan sampah di masyarakat secara mandiri sebab tempat pembuangan akhir (TPA) sampah telah dihilangkan oleh pemerintah pusat.
Pembangunan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) ditiadakan pemerintah dengan metode sanitary landfill. Metode ini dinilai paling efektif guna mengurangi pencemaran lingkungan.
“Modelnya keterlibatan bank sampah mandiri untuk mengelola baik sampah anorganik maupun organik. Sampah plastik dan karton dipilah dan dibeli bank sampah. Pemerintah memfasilitasi dalam bentuk regulasi dan bantuan produksi seperti mesin cacah plastik dan mesin press,” jelas Dr Andi Makkawaru, Selasa (23/4/2024).
Sementara itu, untuk pengelolaan sampah organik akan dilakukan di bank sampah menjadi pakan larva maggot. Proses budidaya maggot ini akan melibatkan rumah tangga sasaran yang masuk kategori miskin ekstrem.
“Bank sampah menjadi pusat pengolahan sampah organik menjadi pakan larva maggot dan budi daya maggot serta produksi turunan dari panen larva maggot menjadi pakan ternak/budidaya ikan. Larva maggot dibesarkan hingga siap panen oleh masyarakat yang berpenghasilan tidak tetap dan rendah atau kategori miskin dan miskin ekstrem,” ulasnya.
Sebelumnya diberitakan Lajur.co, program budidaya maggot dicanangkan DLH Sultra akan memulai action pada tahun 2024 ini. Lokasi pelaksanaannya bakal menyasar daerah di Sultra dengan tingkat kemiskinan ekstrem sebagai bagian dari program menuju zero waste dan mengurangi angka kemiskinan.
Adapun lima daerah yang menjadi sasaran program budidaya maggot DLH Sultra adalah Kabupaten Konawe, Buton Tengah, Wakatobi, Konawe Selatan dan Muna Barat. Red