SULTRABERITA.ID, KENDARI – Belum tuntas teror virus Corona TKA China, satu masalah baru timbul di Kawasan Mega Industri Morosi Kabupaten Konawe.
Aksi unjuk rasa antar massa PT ABE (Andalniaga Boemih Energy) dan PT KKP (Konawe Putra Propertindo) terjadi Rabu 29 Januari 2020 di area smelter tambang terbesar itu. Demonstrasi Konsorsium Mahasiswa Sulawesi Tenggara Bersatu dan Karyawan PT ABE berlangsung di area Kantor PT VDNI ini berakhir ricuh.
BACA JUGA :
- IDC 2025, AMSI: Ada Ancaman AI Terhadap Eksistensi Media
- Menkomdigi Ungkap Teknologi yang Lebih Murah dari Starlink
- Indonesia Digital Conference 2025, AMSI Bawa Tema ‘Sovereign AI: Menuju Kemandirian Digital”
- Mayat Kepala Pelabuhan Tampo Ditemukan Empat Hari Pasca Insiden Perahu Tabrak Tongkang
- Korban Terakhir Kecelakaan Longboat di Perairan Tampo, Warga Muna Ditemukan Meninggal Dunia
Satu orang pengunjuk rasa dilaporkan mengalami luka dalam aksi tersebut. Tak hanya itu saja, satu unit excavator milik PT Virtue Dragon Nickel Industri turut menjadi korban amukan massa.
Dalam aksinya, ratusan massa dari PT ABE mendesak PT. Konawe Putra Propertindo (KPP) untuk segera melakukan pembayaran utang pembuatan jalan hauling dan jembatan. Jalan hauling (hauling road) itu sendiri kini dikuasai PT VDNI.
Pantauan awak media, Wakil Kapolres Konawe, Kompol Jajang Kiswara, A.Md tampil memediasi huru hara di kawasan tambang itu. Sayang, upaya tersebut gagal.
Massa lantas menutup jalan hauling. Tak pelak, terjadi aksi saling lempar batu dan balok kayu antara pengunjuk rasa dengan karyawan PT VDNI.
Tidak lama berselang, aparat polisi menembakkan gas air mata. Pihak kepolisian dibantu TNI berupaya melerai dua kelompok massa yang saling serang.
Menurut Jenderal Lapangan (Jenlap) aksi, Abdul Samad, unjuk rasa menuntut agar PT KKP segera melunasi utang Rp 14 miliar atas pembangunan jalan hauling dan jembatan pada PT ABE.
Dikonfirmasi, Kabid Humas Polda Sultra, AKBP Muh Nur Akbar membenarkan chaos terjadi di Morosi.
“Tidak ada korban jiwa tapi satu alat berat milik PT Khadapi Putra Mandiri dibawa pengunjuk rasa untuk pemalangan jalan yang dirusak. Satu orang lagi pengunjuk rasa dikeroyok oleh karyawan PT VDNI. Itu sudah diamankan di Polres,” ujar mantan Kapolres Konawe itu. Adm