LAJUR.CO, KENDARI — Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Pemprov Sultra) terus mendorong percepatan agenda pembangunan jembatan menghubungkan Pulau Muna dan Pulau Buton. Pemprov Sultra saat ini tengah menyusun sejumlah dokumen menyusul hasil pertemuan Gubernur Andi Sumangerukka (ASR) dengan Menteri Pekerjaan Umum RI Dody Hanggodo di Jakarta, pada Rabu (11/6/2025) lalu.
Pokok pembahasan Gubernur ASR dengan Dody Hanggodo yakni dukungan positif untuk mewujudkan wacana pembangunan Jembatan Muna Buton tersebut. ASR pun langsung memerintahkan jajarannya untuk menindaklanjuti hasil audiensi dengan Kementerian Pekerjaan Umum.
Hal ini diungkapkan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sultra, J. Robert, saat ditemui pada Rabu (2/7/2025). Menurut J Robert, pihaknya tengah melakukan konsolidasi dengan sejumlah pihak seperti Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN), dan Ditjen Bina Marga, guna membahas teknis perencanaan yang ditargetkan masuk dalam agenda tahun 2026.
“Proses update dokumen teknis seperti AMDAL juga sedang disiapkan kembali. Kami berharap, ada dukungan dari pemerintah pusat melalui penganggaran awal pada periode RPJMN 2025–2029. Karena pembangunan ini bersifat multi-years dan perlu tahapan yang matang,” kata J. Robert.
Meskipun Kementerian PU RI siap mendukung pembangunan Jembatan Muna-Buton, namun secara kebijakan lanjut J Robert, dari sisi penganggaran, masih terdapat tantangan besar. Adanya gejolak perekonomian global saat ini berdampak langsung terhadap defisit keuangan negara.
“Prinsipnya, Kementerian PUPR siap mendukung pembangunan Jembatan Muna-Buton, hanya saja saat ini belum tersedia anggaran untuk realisasi dalam waktu dekat,” ujarnya.
Untuk itu, Pemprov Sultra akan mengupayakan pembiayaan melalui skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), dengan melibatkan potensi investasi dari BUMN.
Proyek Jembatan Muna-Buton diketahui telah masuk dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Pemerintah Provinsi Sultra tahun 2025–2029. Adapun nilai konstruksi jembatan tersebut ditaksir mencapai sekitar Rp6,1 triliun.
Sementara panjang bentang utama mencapai 765 meter, digadang dua kali lipat lebih panjang dari Jembatan Suramadu. Total panjang keseluruhan jembatan adalah 2.969 meter, termasuk opritnya.
Antusiasme masyarakat, sambung j Robert juga menjadi dorongan moral tersendiri bagi pemerintah daerah. Ia mencontohkan, di wilayah Buton Tengah (Buteng), warga bahkan telah mewakafkan lahan demi terwujudnya konektivitas antara Pulau Muna dan Pulau Buton.
Ia juga berharap rencana pembangunan tersebut bisa mendapat perhatian pemerintah pusat. Upaya yang dilakukan saat ini mirip dengan proses yang ditempuh dalam pembangunan Jembatan Teluk Kendari. Kala itu, jembatan dengan panjang 1,35 kilometer berhasil masuk pembahasan di sidang kabinet terbatas sebelum akhirnya terealisasi. Red