LAJUR.CO, KENDARI – Platform digital berbasis aplikasi karya inovatif pemuda Sulawesi Tenggara (Sultra) ini patut diacungi jempol. Sosok Akbar (39), pria kelahiran Desa Anese Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) memperkenalkan sebuah aplikasi Jasa Pedia (Jasped).
Hadirnya aplikasi Jasped menjadi angin segar bagi para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM), khususnya yang bergerak di sektor layanan jasa. Pegiat usaha layanan jasa akan lebih mudah ditemukan oleh calon pelanggan mereka secara cepat dan mudah melalui fasilitas Jasped.
Bukan tanpa alasan, kepada lajur.co Akbar membeberkan sumber inspirasi dirinya menginisiasi pembuatan aplikasi tersebut. Sulitnya menemukan customer/pelanggan bagi pelaku UKM ditengah persaingan bisnis yang ketat menjadi cikal bakal lahirnya platform digital Jasped.
“Awal mula ide ini karena melihat perkembangan jaman yang semakin canggih, dimana pelaku usaha diharuskan untuk terus beradaptasi. Jika tidak, maka persaingan bisnis akan sulit dalam upaya menemukan customernya,” ungkap alumni SMK Negeri 2 Kendari itu, Rabu (28/5/2025).
Usai lulus dari SMK Negeri 2 Kendari tahun 2004 silam, Akbar melanjutkan pendidikannya melalui beasiswa Joint Program Berufs Academy. Sebuah program pendanaan pendidikan kerjasama Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya dengan Universitas Stuttgart Jerman.
Pria yang kini berdomisili di Kota Kendari itu menyelesaikan tahapan perkuliahan dalam rentang waktu tahun 2004 hingga 2007 silam.
Bagi Akbar sendiri, perkembangan teknologi digital saat ini menjadi potensi besar untuk peningkatan ekonomi masyarakat, termasuk pelaku UMKM. Dengan memanfaatkan aplikasi seperti Jasped, tambahnya, pencari layanan jasa yang enggan keluar rumah mencari penyedia jasa tetap bisa menyelesaikan masalah yang dialami.
“Adanya pencari layanan jasa yang enggan keluar rumah mencari layanan jasa yang cocok dengan masalahnya, inilah yang membuat saya mencoba membuat Jasped untuk memudahkan pemilik layanan jasa bertemu dengan customernya,” ujar Akbar.
Sambung lulusan Teknologi Informasi ITS Surabaya ini, target pengembangan aplikasi Jasped yakni pada UMKM yang tidak memiliki tempat operasional. Beberapa diantaranya meliputi keahlian fotografer, servis panggilan, jasa cukur rambut, dan kurir lokal.
Usaha lainnya seperti tukang servis AC, cleaning service, montir, dan sejenisnya juga sangat dianjurkan menggunakan fasilitas Jasped. Tidak hanya itu, ada pula penyewaan alat pesta, penyewaan tenda pesta, pelayanan kesehatan pasca operasi, dan jasa sunat panggilan.
*Akses Gratis dan Mudah Digunakan*
Aplikasi yang mulai dikembangkan sejak Agustus 2024 ini tergolong cukup mudah dari segi penggunaannya. Pemilik usaha di sektor layanan jasa cukup mengunduh Jasped lewat playstore dan mendaftar dengan memasukkan nomor WhatsApp atau email aktif.
Pemilik usaha cukup memasukkan data yang diperlukan secara lebih lengkap ketika sudah teregister pada Jasped. Data yang diminta program tersebut seperti jenis dan lokasi usaha, serta kontak yang selalu aktif ketika dihubungi.
“Pendaftarannya benar-benar gratis, dan cukup mengisi identitas pemilik jasa dan lokasinya. Kami tidak meminta data penting dan rahasia seperti KTP maupun data lainnya yang sifatnya privasi,” jelas Akbar.
Kemudian bagi masyarakat pencari layanan jasa, dapat menemukannya di dalam aplikasi dimaksud sesuai kebutuhan. Uniknya, platform ini menerapkan sistem GPS dan radius titik lokasi pencari.
Sehingga calon pelanggan akan lebih mudah dipertemukan dengan pemilik jasa terdekat dan termurah dari lokasi dimana ia berada saat melakukan pencarian.
Sementara itu, transaksi terjadi secara langsung antara pemilik jasa dengan pengguna jasa.
Proses negosiasi pun sangat mungkin dilakukan. Saat pemilik jasa ditemukan oleh pencari jasa, lanjut Akbar, mereka bisa langsung melakukan penawaran harga sesuai ketentuan dan aturan yang diberlakukan dari pemilik jasa tersebut.
Saat ini, database yang dikumpulkan pihak pengembang aplikasi baru mencapai sekitar 40 pengguna dengan 14 klasifikasi UKM. Hal ini, katanya, disebabkan oleh keterbatasan biaya pengelolaan aplikasi serta media promosi.
Oleh tim yang masih terbatas, aplikasi Jasped kini hanya disosialisasikan melalui media sosial. Sehingga kehadiran aplikasi buatan generasi muda Sultra ini belum familiar di kalangan masyarakat.
“Karena masih dikelola dengan biaya sendiri dan tim yang sangat terbatas, maka media promosinya hanya di media sosial. Sehingga perkembangan aplikasi ini tidak begitu cepat,” tuturnya.
Untuk itu, Akbar sendiri sangat berharap ke depan ada investor yang berminat untuk membantu pengembangan aplikasi Jasped. Melihat peluang dan potensi yang besar, ia terus bertekad dalam upaya membantu pemerintah menggerakkan UMKM berbasis teknologi dengan aplikasi ciptaannya.
“Jasped membuka peluang bagi siapa saja investor untuk membantu pengembangan aplikasi ini,” tutupnya. Red