LAJUR.CO, KENDARI – Gubernur Sulawesi Tenggara Andi Sumangerukka meresmikan penggunaan Jembatan Bailey di Desa Sambandete, Kecamatan Oheo, Kabupaten Konawe Utara (Konut), Jumat (25/7/2025). Peresmian jembatan darurat ini menjadi tonggak penting dalam pemulihan konektivitas wilayah yang sempat terputus akibat banjir besar yang melanda kawasan tersebut selama beberapa bulan terakhir.
Jembatan Bailey dibangun sebagai solusi cepat menyusul kondisi darurat yang terjadi di jalur utama Trans-Sulawesi. Akses jalan provinsi sempat lumpuh total akibat genangan banjir sedalam 1 hingga 2 meter, memaksa warga menggunakan rakit buatan untuk menyeberangi arus, dengan tarif mencapai ratusan ribu rupiah per kendaraan. Pemerintah daerah, BPBD, TNI-Polri, serta instansi teknis lainnya langsung turun tangan dan menetapkan status siaga bencana sesuai SK Bupati Konawe Utara Nomor 221 Tahun 2025.
ASR menyatakan pembangunan jembatan darurat ini merupakan wujud nyata respons cepat pemerintah dalam menjawab kebutuhan mendesak masyarakat.
“Sebulan lalu, kendaraan harus naik rakit untuk menyeberang. Kini, alhamdulillah, masyarakat sudah bisa melintas dengan aman. Kalau pun anggaran tak tersedia, saya siap menggunakan dana pribadi. Karena ini menyangkut keselamatan,” tegasnya.
Jembatan Bailey yang dibangun memiliki panjang total 51 meter, terbagi dalam tiga segmen modular, dengan kapasitas maksimal mencapai 25 ton. Waktu pembangunan berlangsung selama 75 hari kalender, menggunakan dana Belanja Tidak Terduga (BTT) APBD Provinsi Sultra sebesar Rp3,191 miliar. Material jembatan disuplai oleh Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah Sultra.
Gubernur menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat, termasuk TNI, Polri, Balai Jalan, dan jajaran Pemerintah Kabupaten Konut atas sinergi dalam menyelesaikan proyek infrastruktur jembatan.
Meskipun bersifat sementara, Pemerintah Provinsi Sultra telah merencanakan pembangunan jembatan permanen yang dijadwalkan mulai tahun 2026 dengan estimasi anggaran sekitar Rp60 miliar. Gubernur menegaskan bahwa kehadiran Jembatan Bailey ini hanyalah langkah awal menuju solusi jangka panjang atas persoalan banjir dan infrastruktur di wilayah tersebut.
“Pembangunan jembatan ini bukan akhir, tapi awal dari pemulihan total. Kita tidak ingin masyarakat kembali terisolasi setiap musim hujan,” ujar Gubernur.
Sebagai bagian dari penanganan jangka panjang, Pemprov Sultra juga berkomitmen melakukan rehabilitasi kawasan hulu, pembangunan sistem drainase yang lebih baik, serta peninggian badan jalan agar tidak sejajar dengan permukaan air. Upaya ini diharapkan tidak hanya mengatasi kerusakan saat banjir, tetapi juga mencegah terulangnya pemutusan akses di masa mendatang.
Usai meresmikan jembatan, Gubernur secara simbolis membuka jalur dengan mengucapkan, “Dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, saya nyatakan Jembatan Kota Maju Asera dapat digunakan. Selamat dan sukses atas penanganan darurat banjir ruas Landawe – Kota Maju Asera melalui pemasangan Jembatan Bailey.”
Dengan berfungsinya kembali akses jalan provinsi ini, distribusi logistik, layanan pendidikan dan kesehatan, serta aktivitas ekonomi masyarakat dipastikan berjalan lancar. Pemerintah berharap kehadiran jembatan ini akan menjadi solusi strategis untuk memperkuat konektivitas lintas kabupaten dan provinsi di masa-masa darurat maupun normal. Adm