LAJUR.CO, KENDARI – Universitas Halu Oleo (UHO) mengirimkan kontingen terbaiknya untuk berlaga di Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNas) XIX Tahun 2025 yang akan digelar di Semarang dan Solo, Jawa Tengah, pada 19 hingga 27 September 2025.
Sebanyak 170 anggota kontingen, terdiri dari 80 atlet, 23 pelatih, dan 7 tenaga medis, akan mewakili UHO dalam sembilan cabang olahraga.
Cabang-cabang tersebut meliputi atletik, voli pasir, bulu tangkis, karate, pencak silat, sepak takraw, taekwondo, tarung derajat dan wushu.
Plt Rektor UHO, Dr. Herman, mengungkapkan rasa bangganya terhadap para atlet yang telah terpilih mewakili UHO di ajang nasional tersebut.
Ia menekankan, para atlet adalah representasi dari 40 ribu mahasiswa UHO, sehingga diharapkan mampu menunjukkan kemampuan terbaiknya.
“Jaga nama baik UHO, tetap semangat, junjung tinggi sportivitas, jaga kekompakan tim, dan perhatikan instruksi pelatih,” ucap Dr. Herman, Jumat (12/9/2025).
Dr. Herman menyinggung perlunya dukungan dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Pemprov Sultra) bagi para atlet, mengingat mereka berpotensi mewakili daerah pada ajang yang lebih tinggi.
Ketua Kontingen Alimin Dima menjelaskan, keberangkatan tim akan dibagi menjadi tiga tahap, menyesuaikan jadwal pertandingan masing-masing cabang olahraga.
Pemberangkatan pertama pada 17 September meliputi cabang atletik, voli pasir, bulu tangkis, sepak takraw, dan tarung derajat. Selanjutnya, pada 18 September akan diberangkatkan atlet taekwondo dan wushu.
“Terakhir itu tanggal 27 Januari, cabang olahraga panjak silat dan karate akan berangkat,” tutur Alimin Dima.
Plt Rektor UHO menaruh harapan besar pada cabang olahraga andalan UHO yang selama ini kerap menyumbang medali.
“Memang yang biasa langganan juara itu karate, kemudian takraw termasuk taekwondo. Ada beberapa cabang yang menurut kami bisa menyumbangkan emas,” ungkap Dr. Herman.
Ia berharap akan ada kejutan-kejutan di Solo dan Semarang, serta para atlet dapat membuktikan bahwa mereka bukan pilihan yang salah, melainkan pilihan yang tepat.
“Kita pastikan reward itu selalu ada, apakah dalam bentuk beasiswa atau bentuk lain. Nanti kita pikirkan, tapi biasanya kita berikan dalam bentuk beasiswa,” kata Dr. Herman.
Laporan : Ika Astuti