SULTRABERITA.ID, KENDARI – Naas menimpa bocah asal Kabupaten Wakatobi, Mohammad Khairuddin. Ia masuk dalam deretan korban yang diculik kelompok Abu Sayyaf, sejak Kamis 16 Januari 2020.
Khairuddin diketahui masih berumur 11 tahun. Bersama sang paman, Arsyad bin Dahlan (42), serta empat WNI lainnya yakni Tungku Lahad Datu, N Sabah, mereka disandera saat sedang mencari ikan di perairan Tambisan, Malaysia.
BACA JUGA :
- Dari Konsel, Wamen Stella Christie Lanjut Tinjau Lokasi Sekolah Garuda di Wakatobi & Konawe
- Wahyu Dhyatmika Lantik Pengurus AMSI Sultra Periode 2024-2028, Berikut Daftar Lengkapnya!
- Gubernur Sultra Sampaikan Duka Cita Tiga Jemaah Haji Meninggal di Tanah Suci
- WHO Desak Harga Minuman Manis Naik 50 Persen demi Selamatkan Jutaan Nyawa
- Bank Sultra Minta AMSI Kawal dan Jadi Kontrol Sosial Bagi Industri Jasa Keuangan
Dikutip dari Kompas.com, kelima WNI itu kini masih menjadi tawanan kelompok Abu Sayyaf.
Keluarga di Malaysia telepon, anak ini ikut pamannya (Arsyad) yang menjadi kapten kapal di kapal ikan itu. Adik saya menelepon, kalau anaknya itu sudah dibawa sama Abu Sayyaf, kata paman korban sandera, La Sambo, saat dihubungi via telepon, Minggu (19/1/2020).
Keberadaan khairuddin ikut disandera kelompok ABU Sayyaf, dikuatkan dengan pernyataan 3 orang WNI yang tidak disandera Abu Sayyaf.
Pengakuan dari tiga orang yang dipulangkan, yang mengatakan anak tersebut ikut juga disandera Abu Sayyaf. Anak itu memang ada (disandera), ujar dia.
La Sambo menuturkan, keluarganya yang berada di Malaysia telah melapor peculikan tersebut di konsulat RI yang berada di Sandakan, Sabah, Malaysia.
Saya mewakili dari keluarga sangat berharap kepada pemerintah, supaya anak ini bisa dikeluarkan dengan selamat, karena kami sangat khawatir dengan keselamatan anak ini, kami sangat terpukul, ujar dia.
Ia juga meminta bantuan pemerintah daerah Wakatobi, agar para korban bisa diselamatkan dari penyanderaan.
Sebelumnya diberitakan, penculikan warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja di Negeri Sabah, Malaysia di Perairan Tambisan, Tungku Lahad Datu, N Sabah, Malaysia, kembali terjadi.
Dari delapan kru kapal yang semuanya WNI, lima orang di antaranya diculik. Sementara itu, tiga di antaranya dibebaskan bersama kapal mereka.
Berdasarkan informasi tertulis dari Kepolisian Tambisan, Sabtu (18/1/2019), lokasi penculikan tidak jauh dari lokasi hilangnya Muhammad Farhan (27) dan kawan-kawan pada 23 September 2020, tepatnya di Perairan Tambisan Tungku Lahad Datu.
Kali ini kejadiannya berlangsung pada Kamis (16/1/2019) pukul 20.00 waktu setempat.
Sumber : Kompas.com