LAJUR.CO, KENDARI – Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Muh. Endang SA angkat bicara menyusul penangkapan mahasiswa Buton Utara (Butur) oleh Diskrimum Polda Sultra belum lama ini. Ia menyesalkan aksi penangkapan aktivis yang menyuarakan buruknya kondisi infrastruktur di Kabupaten Butur.
Sebagaimana diberitakan seorang mahasiswa asal Butur bernama Baada Yung Hum Marasa (24), Selasa (17) ditangkap polisi atas dugaan pencemaran nama baik Gubernur Sultra, Ali Mazi. Laporan dibuat langsung oleh Ajudan Gubernur Ali Mazi, Ulil Amri dengan nomor polisi LP/B/XII/2021/SPKT/Polda Sultra tanggal 31 Desember 2021.
Dalam aduannya, orang nomor satu di Sultra itu merasa tersinggung atas aksi protes jalan rusak di Butur yang digawangi oleh Baada Yung Marasa. Pasalnya, saat demonstrasi mahasiswa dan masyarakat membuat replika nisan Gubernur Ali Mazi.
Endang SA menyesalkan sikap diambil oleh politisi NasDem yang memilih memenjarakan rakyatnya sendiri. Menurut Endang tujuan pelaporan itu terkesan membungkam suara kritis rakyat terhadap buruknya pelaksanaan pembangunan.
“Ini bisa membungkam demokrasi, kontrol sosial, dan suara kritis dari rakyat terhadap penyelenggaraan pemerintahan,“ tegas Endang.
Mantan Wakil Ketua DPRD Sultra tersebut juga menyatakan apa yang disuarakan para mahasiswa itu adalah kebenaran. Fakta menunjukkan bahwa sejumlah ruas jalan provinsi kondisinya memang sangat memprihatinkan.
Di balik kondisi miris itu, Pemprov Sultra malah hanya berkosentrasi membangun Jalan Toronipa saja.
“Karena itu harusnya kita berterimakasih kepada para mahasiswa tersebut, bukan malah menangkapi mereka,” tukas Endang lagi.
Ia juga mempertanyakan dasar hukum dan proses hukum yang disangkakan terhadap aktivis tersebut.
Menurut Endang, sependek pengetahuan hukumnya, kasus pencemaran nama baik 01 Sultra, seharusnya Ali Mazi lah sendiri yang melaporkan ke pihak kepolisian bila ia merasa tersinggung. Bukan malah diwakili oleh orang lain.
“Inikan dia diwakili oleh ajudan, tapi kok diterima dan diproses juga dengan cepatx?” tanya Endang.
Ketua Partai Demokrat Sultra itu juga meminta Ali Mazi meniru kesabaran para pemimpin seperti Jokowi dan SBY.
Ia mencontohkan dulu ketika demonstrasi meminta SBY turun, di mana nama presiden ditulis pada seekor kerbau, SBY tetap sabar dan tidak meminta kepolisian menangkap pelaku unjuk rasa tersebut.
“Jadi seharusnya Ali Mazi menjawabnya dengan kinerja, bertemu rakyat dan merespon aspirasi mereka, bukan dengan melaporkan mereka ke polisi” cetus Endang.
Pada akhir statmentnya, Endang mengingatkan masa jabatan Ali Mazi yang tinggal setahun lagi. Ia menegaskan agar Ali Mazi-Lukman Abunawas fokus memanfaatkan waktu tersebut secara efektif dengan menunaikan janji-janji kampanye yang telah disampaikan kepada rakyat Sultra saat Pilgub.
“Karena kita semua menginginkan Pemerintahan Ali Mazi-Lukman ini bisa husnul khatimah, berakhir dengan baik,” pungkas Endang. Adm