LAJUR.CO, KENDARI – Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) yang dinahkodai Gubernur Ali Mazi dan Wakil Gubernur Lukman Abunawas baru saja merayakan hari jadinya ke-58 tahun pada 27 April 2022. Menandai hari spesial masyarakat Bumi Anoa, sebuah pesan khusus disampaikan Anggota DPR RI Daerah Pemilihan (Dapil) Sultra, Ridwan Bae kepada Gubernur Ali Mazi.
Politisi Golkar itu mengingatkan Ali Mazi mengenai janji politik kepada masyarakat dan agenda pembangunan di Sultra yang dibiarkan terbengkalai begitu saja selama kurun tiga tahun memimpin Sultra.
“Harapan saya di akhir masa jabatan yang tinggal setahun, selesaikan itu yang terbengkalai. Jangan sampai jadi buah bibir orang,” tegas Ridwan Bae, Selasa (27/4/2022).
Hal terbengkalai dimaksud Ridwan Bae antara lain adalah revitalisasi tugu MTQ Kendari. Bagaimanapun, lanjut Wakil Ketua Komisi V DPR RI itu, ikon Sultra tersebut merupakan warisan Ali Mazi. Sudah seyogyanya, 01 Sultra itu kembali menata ikon Sultra yang telah menelan anggaran daerah cukup banyak.
“Itu MTQ dibiarkan. Ini ikon Sultra. Pada pemerintahan pertama (Ali Mazi,red) tidak dilanjutkan. Semestinya sekarang diperbaiki. Ini bukan proyek main-main, uang rakyat itu, bukan uang pribadi. Jangan main-main. Di zaman Nur Alam tidak sempat diperbaiki. Anehnya itu malah terbengkalai juga di zaman Ali Mazi. Berarti proyek itu tidak matang,” ucap Ridwan Bae.
Berikut lanjut mantan Bupati Muna dua periode itu, infrastruktur jalan domain Pemprov Sultra yang banyak dikeluhkan masyarakat pelosok kabupaten dan kota di Sultra semestinya mendapat perhatian besar dari Ali Mazi. Perbaikan ruas jalan yang notabene merupakan kebutuhan vital masyarakat malah tak kunjung mendapat respon dari ketua NasDem Sultra tersebut.
Padahal, masyarakat di daerah cukup sering menyuarakan keluhan jalan rusak. Bahkan dibarengi aksi protes pemblokiran jalan lantaran pemerintah tidak juga memberi porsi anggaran atas buruknya sarana publik.
“Banyak jalan banyak yang rusak di Sultra. Banyak masyarakat yang blokir badan jalan. Ini bukti kegagalan Ali Mazi dalam menjalankan tugas pokok,” kata Ridwan Bae.
Poin terakhir disoroti Ridwan Bae adalah tata kelola sumber daya alam di bawah kepemimpinan Ali Mazi yang tidak dimaksimalkan untuk kesejahteraan rakyat Sultra.
“Harusnya SDA itu dipergunakan untuk kesejahteraan rakyat. Faktanya tidak demikian. Tata kelola SDA ini sudah seharusnya dikelola baik, sebesar-besarnya untuk kemaslahatan rakyat. Jangan hanya sekelompok orang saja,” kata Ridwan Bae memungkasi. Adm
