LAJUR.CO, KENDARI – Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) resmi menaikkan tarif ojek online (Ojol), sejak Minggu (11/9/2022).
Dampak kebijakan tersebut dirasakan sejumlah driver atau pengemudi Ojol di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Salah satunya, Egit salah seorang driver grab yang tergabung dalam Aliansi Ojek Online Kendari (Asoka). Kata Egit, kondisi orderan penumpang menjadi cenderung sepi setelah naiknya tarif Ojol.
“Sangat berbeda dengan orderan sebelum naiknya tarif. Untuk sekarang cenderung sepi khususnya Grab,” keluh Egit saat diwawancarai Lajur.co, Selasa (13/9/2022).
Tarif Ojol dinaikkan pemerintah menyusul naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada Sabtu (3/9/2022) lalu.
Saat ditanya mengenai imbas yang dirasakannya daripada kenaikan harga BBM, Egit berharap ada kenaikan upah.
“Soal kenaikan BBM buat saya tidak masalah asal upah juga ikut naik biar bisa seimbang,” harapnya.
Namun, sebagai driver yang harus melayani orderan tepat waktu, kenaikan harga BBM sangat membuat mereka terdampak.
Antrean panjang di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) sangat menyita waktu para driver dan menghambat kelancaran orderan.
“Kendalanya untuk kami driver karena panjangnya antrean di setiap SPBU sehingga habis waktu untuk menjalankan orderan,” ucap Egit.
Hal serupa diungkapkan pendiri Anoa Transportasi Online, Lukmanul Hakim (33). Ia mengatakan biaya operasional driver meningkat sejak naiknya harga BBM.
“Sangat berdampak untuk driver. Karena bertambah biaya operasional untuk pengisian BBM, naik sekitar 30%,” ujar Lukmanul. Red