LAJUR.CO, JAKARTA – Idealnya, puasa tidak menjadi alasan untuk tetap melakukan olahraga. Namun, faktanya, olahraga saat puasa bukan merupakan hal yang mudah.
Spesialis kedokteran olahraga dari Slim + Health, Sports Therapy, Rumah Sakit Mitra Keluarga Kemayoran, Jakarta Pusat, dr Michael Triangto mengatakan, olahraga masih perlu dilakukan kendati sedang berpuasa.
“Jadi olahraga memang perlu ya pada saat puasa,” ujarnya, Jumat (24/3/2023).
Akan tetapi, Michael mengingatkan beberapa hal penting yang perlu diperhatikan ketika seseorang melakukan olahraga saat puasa.
Beberapa hal tersebut di antaranya waktu, durasi, hingga jenis olahraga. Untuk memastikannya, Michael berujar, seseorang harus tahu tujuan mereka berolahraga.
Pahami tujuan olahraga
Menurut Michael, ada tiga tujuan seseorang berolahraga, yakni: Untuk kesehatan. Untuk prestasi. Untuk mengisi waktu luang.
Berikut penjelasannya.
1. Untuk kesehatan
Michael mengatakan, beberapa pasiennya mengaku berolahraga saat puasa karena alasan kesehatan.
“Misalnya, olahraga untuk menurunkan tekanan darah, kadar kolesterol terkontrol,” katanya.
2. Untuk prestasi
Tujuan olahraga berikutnya adalah untuk prestasi. Tujuan olahraga ini biasanya dimiliki oleh para atlet yang hendak bertanding.
3. Untuk mengisi waktu luang
Terakhir, olahraga dilakukan untuk mengisi waktu luang.
“Jadi tidak ada kaitan dengan kesehatan, prestasi. Ya suka-sukalah,” kata Michael.
Waktu, durasi, dan jenis olahraga saat puasa Setelah mengetahui tujuan olahraga, maka dapat diketahui waktu, durasi, hingga jenis olahraga yang dilakukan selama berpuasa.
Menurut Michael, berikut rekomendasi waktu, durasi, dan jenis olahraga berdasarkan tujuannya:
1. Untuk kesehatan Waktu olahraga yang direkomendasikan untuk menjaga kesehatan tubuh selama berpuasa adalah pagi hari setelah sahur.
Durasi waktu olahraga ini bisa dilakukan selama 30 menit dengan intensitas ringan. Adapun jenis olahraganya, seperti jalan kaki, jalan cepat, atau jogging.
Michael mengatakan, olahraga dengan cara seperti itu tidak akan mempengaruhi ibadah puasa seseorang.
“Karena tidak terlalu capek. Jadi pasti bisa berpuasa sampai nanti waktunya membatalkan puasa,” terang dia.
Di sisi lain, olahraga intensitas ringan juga bisa membantu terhindar dari kantuk karena ada Excess Post-Exercise Oxygen Consumption (EPOC).
“Jadi tubuh kita sudah beristirahat tapi masih tetap bermetabolisme,” tandas Michael.
2. Untuk prestasi Jika tujuan olahraga adalah untuk prestasi atau profesi, maka waktu hingga jenis olahraga yang dilakukan akan berbeda.
Para atlet misalnya, waktu olahraga paling tepat ketika berpuasa adalah pada malam hari, setelah berbuka puasa atau setelah shalat tarawih.
“Kalau dilakukan pagi hari, dikhawatirkan (puasa) tidak bisa sampai sore,” kata Michael.
Durasi olahraga bisa dilakukan kurang dari 30 menit dengan intensitas berat.
“Jadi masih bisa tidur, masih bisa untuk persiapan nanti. Jangan sampai terlambat bangun saat sahur,” tandas Michael.
3. Untuk mengisi waktu luang Adapun waktu olahraga untuk mengisi waktu luang bisa dilakukan sembari menunggu waktu berbuka puasa.
“Sambil menunggu waktunya berbuka puasa, bisa dengan berolahraga. Misalnya futsal, main badminton,” ungkap Michael. Adm
Sumber : Kompas.com