ADVETORIALBERITA TERKINIHEADLINEKESEHATAN

Dua PDP Corona Meninggal di RSUD Bahteramas Dikubur Tanpa Protokol Covid-19 Berkat Tes Swab Mandiri

×

Dua PDP Corona Meninggal di RSUD Bahteramas Dikubur Tanpa Protokol Covid-19 Berkat Tes Swab Mandiri

Sebarkan artikel ini

SULTRABERITA.ID, KENDARI – Pengoperasian dua alat test Polymerase Chain Reaction (PCR) dan alat Tes Cepat Molekuler (TCM) di RSUD Bahteramas sangat membantu kinerja tim medis mendeteksi virus Corona secara cepat.

Beberapa kasus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) maupun Orang Tanpa Gejala (OTG) meninggal tidak lagi dikubur dengan protokol Covid-19.

Ini karena RSUD Bahteramas sudah bisa melakukan uji swab tenggorok secara mandiri menyusul pengoperasian dua alat deteksi virus tersebut.

BACA JUGA :

Proses tes diagnostik memastikan pasien tersebut steril dari wabah dapat dilakukan dalam waktu singkat. Sehingga untuk kasus pasien meninggal, prosesi pemakaman bisa diputuskan dalam hitungan jam merujuk hasil uji swab.

Seperti diungkap Jubir Gugus Tugas Covid-19 Sultra, dr La Ode Rabiul Awal, ada dua kasus pasien meninggal dunia di RS Bahteramas dengan status rapid test reaktif belum lama ini dikubur tanpa protokol Covid-19.

Baca Juga :  Jatim dan Sultra Sepakati 13 MoU, Transaksi Tembus Rp 75,5 Miliar

Kata dia, saat pasien meninggal tim medis langsung melakukan uji swab tenggorok. Dalam hitungan jam kejelasan apakah pasien dikubur secara protokol pengamanan Covid-19 atau tidak bisa langsung diputuskan.

Karena hasil tes Swab Tenggorok menunjukkan hasil negatif, pasien dimakamkan secara normal.

“Kasus ada dua di Bahteramas. Ada Pasien Bombana kecelakaan berat rapid positif. Nda sampai beberapa jam (tes Swab) hasilnya keluar. Karena TCM negatif, langsung dikubur tanpa protokol Covid-19,” jelas Dokter Wayong sapaan akrab.

Ia menyatakan pihak dokter dan rumah sakit tidak lagi melewati perdebatan panjang yang menguras energi dengan keluarga pasien atas aturan ketat pemakaman pasien Covid-19 maupun PDP Covid-19.

“Bisa lebih cepat. Keluarga pasien bisa menunggu, sementara pasien ditaruh di kamar jenazah,” sambungnya.

Selama ini rumah sakit plat merah itu dihadapkan dilema. Bahkan kerap menjadi bulan-bulanan masyarakat karena lamanya rilis hasil test diagnostik yang dilakukan oleh BBLK Makassar.

Tak jarang, dalam fase menunggu tersebut, pasien meninggal dunia. Pasien meninggal dengan status OTG maupun PDP oleh tenaga medis diwajibkan memberlakukan protokol pemakaman Covid-19 jika status uji lab belum terbit.

Baca Juga :  Cuaca Panas, Kenali 5 Tanda Dehidrasi pada Anak

Proses pemakaman bahkan harus melibatkan aparat polisi maupun TNI karena kerasnya penolakan keluarga pasien atas protokol pandemi tersebut.

Kini Sultra tidak lagi bergantung dan mengantre proses tes diagnostik di BBLK Makassar.

“Kalau TCM hanya waktu 60 menit langsung ada hasil. Membantu sekali. Ada dua atau tiga pasien meninggal yang belum ada hasil, tapi setelah diswab hasilnya negatif. Diperlakukan normal,” ujar Dokter Wayong.

Uji Swab Mandiri Dengan PCR dan TCM

TCM sendiri merupakan alat dipakai mengidentifikasi virus Corona yang sebelumnya dikenal untuk mendiagnosis penyakit tuberkulosis (TB) berdasarkan pemeriksaan molekuler. Pemeriksaan pada TCM ini menggunakan dahak dengan amplifikasi asam nukleat berbasis cartridge.

Tes ini akan mengidentifikasi RNA pada virus corona pada mesin yang menggunakan cartridge khusus yang bisa mendeteksi virus ini.

Hasil tes TCM ini dapat diketahui dalam waktu kurang dari dua jam, untuk menentukan pasien positif maupun negatif. 

Sementara PCR merupakan jenis pemeriksaan menggunakan sampel usapan lendir dari hidung atau tenggorokan. Lokasi ini dipilih karena menjadi tempat virus bereplikasi.

Virus yang aktif memiliki material genetika yang bisa berupa DNA maupun RNA. Pada virus Corona, material genetiknya adalah RNA. Nah, RNA inilah yang diamplifikasi dengan RT-PCR sehingga bisa dideteksi.

Baca Juga :  Ada 32 titik BBM Satu Harga di Sulawesi, di Sultra 4 Titik

RSUD Bahteramas resmi mengoperasikan dua alat tes swab diatas pada 14 Mei 2020. Khusus TCM, rumah sakit bisa melakukan uji swab 30-60 pasien per hari. Sementara tes swab menggunakan RT PCR bisa melayani hingga 100 pasien per hari.

Diupdate Kamis 4 Juni 2020, Provinsi Sultra baru mencatatkan kematian 4 pasien Corona atau 1,59 persen dari total 252 pasien terkonfirmasi positif Covid-19. Angka ini jauh lebih rendah dari rerata nasional.

Sementara pasien sembuh mencapai 131 orang atau 51,98 persen dari total kasus konfirmasi positif Corona. Persentase pasien Corona sembuh di Sultra yang cukup besar bahkan jauh lebih tinggi dari rerata nasional oleh Dokter Wayong dinilai sebagai sinyal positif. Dalam hal penanganan pasien Covid-19, ia mengaku salud dengan kinerja tim medis maupun gugus tugas.

“Kami menyampaikan terimakasih kepada teman-teman tenaga kesehatan provinsi dan kabupatrn kota atas upaya maksimal. Kepada masyarakat walaupun angka kesembuhan cukup baik, tetapi prinsip penyebaran dan pengendalian tetap dijalankan,” ujar Ketua IDI Sultra itu. Adm

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x