LAJUR.CO, KENDARI – Fakultas Pertanian, Universitas Halu Oleo (UHO) menggelar seminar Halu Oleo International Conference on Agriculture & Food Security (HICAFS) 2023, Selasa (19/9/2023). HICAFS menjadi seminar ketiga digelar selama beberapa tahun terakhir.
Saat hadir membuka kegiatan tersebut, Rektor UHO Prof Muh Zamrun berharap program HICAFS 2023 dapat berkontribusi melahirkan kajian terbaru di bidang pertanian dan ketahanan pangan di Sultra sehingga bermanfaat bagi pembangunan ekonomi daerah.
“Tentu saja dengan seminar ini kita harapkan bahwa penelitian tentang pertanian dan ketahanan pangan di Sulawesi Tenggara bisa lebih maju, dan mendukung pertumbuhan ekonomi Sultra,” ujar Prof Zamrun.
Seminar HICAFS 2023 melibatkan peserta dari kalangan dosen dan mahasiswa dalam dan luar negeri. Peserta dari luar negeri diantaranta berasal dari Afrika, Amerika dan Australia.
“Dosen dan mahasiswa yang berasal dari Aceh, Palembang, Lampung, Papua, Bogor, Jogja, Semarang, Kalimantan, Afrika, Amerika, dan Australia,” ujar Faradila, Ketua Panitia HICAFS 2023.
Selama seminar, para akademisi dan mahasiswa saling bertukar ide terkait penelian karya ilmiah di bidang pertanian dan ketahanan pangan, termasuk teknologi pascapanen.
“Kita mengumpulkan akademisi, terus pemerintah dan industri untuk berbagi ide, menambah jumlah publikasi dengan dosen-dosen, dimana salah satu tugas dosen adalah untuk mempublikasikan karya penelitiannya, ini adalah salah satu wadahnya,” ucapnya.
Selain itu, seminar HICAFS menjadi wadah bagi para mahasiwa memaparkan hasil dari penelitiannya kepada khalayak ramai.
“Student Competition, jadi mahasiswa bisa mempersentasekan hasil-hasil penelitiannya sehingga dapat melatih mereka untuk bisa berkomunikasi di depan umum,” ungkap Faradila.
Faradila juga mengatakan pesan utama dari kegiatan ini adalah bagaimana sumber daya hasil panen yang berlimpah dan terbuang sia-sia dapat digunakan secara efektif. Oleh karena itu, limbah perlu ditampung lewat teknologi pasca panen.
“Sering kita lihat bahan-bahan hasil panen itu melimpah terbuang, tidak termanfaatkan. Sehingga kita perlu yang namanya teknologi pasca panen dan teknologi pasca panen ini juga harus bisa mengakomodir sampah,” tuturnya. P1