SULTRABERITA.COM, BOMBANA – Minimnya jaringan internet di Pulau Kabaena Kabupaten Bombana Sulawesi Tenggara (Sultra), tentu menjadi kendala bagi warga setempat. Khususnya, pelajar yang harus belajar dan mengerjakan tugas secara online di tengah pandemi Covid-19 ini.
Agar dapat mengerjakan tugas, para pelajar kerap berkumpul di satu tempat untuk mencari jaringan internet yang titiknya berada di jalanan. Kondisi ini kemudian dikhawatirkan dapat meningkatkan terjadinya tindakan kriminalitas.
Menyikapi hal ini, khususnya pihak Kepolisian Sektor (Polsek) Kabaena Timur gencar melakukan patroli di jalan-jalan tertentu yang kerap dijadikan tempat tongkrongan pelajar mengakses internet. Utamanya saat malam hari.
Kepolsek Kabaena Timur, IPDA Muhammad Safri SE MH mengaku prihatin jika kondisi tersebut terus berlangsung. Sebab, banyaknya warga yang kerap berkumpul rawan menimbulkan konflik atau pun peredaran barang terlarang.
“Tiap malam kami patroli. Apalagi kalau malam hari, semua kalangan, dewasa dan remaja berbaur, dan itu sangat berpotensi terjadinya tindak kriminal,” kata Safri baru-baru ini.
Untuk menghindari terjadinya tindakan kriminalitas, aku Safri, pihaknya kerap membubarkan warga yang tengah berkumpul mencari jaringan internet saat malam hari.
Minimnya jaringan internet di Kabaena tersebut, sudah dikeluhkan warga sejak lama. Hal ini juga diakui Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Bombana, Siti Sapiah.
“Pada saat rakor (rapat koordinasi), banyak aspirasi dari masyarakat dan mahasiswa Kabaena untuk pemenuhan fasilitas komunikasi karena saat pandemi ini anak-anak kita belajar di rumah. Tapi kenyataannya mereka keluar mengakses jaringan di hutan-hutan atau tempat yang jauh dari pantauan dan itu sangat rawan munculnya kenakalan remaja,” ujar Siti Sapiah.
Diketahui, hingga saat ini dari 22 kecamatan serta 122 desa/kelurahan di Bombana, masih terdapat sekira 50 desa yang masih terisolir dari jangkauan jaringan komunikasi. Adm