BERITA TERKINIHEADLINE

Ali Mazi Laporkan Inflasi Sultra Naik Gegara Ongkos Pesawat Melejit

×

Ali Mazi Laporkan Inflasi Sultra Naik Gegara Ongkos Pesawat Melejit

Sebarkan artikel ini
Gubernur Sultra Ali Mazi mengikuti Rakor Pengendalian Inflasi bersama Mendagri Tito Karnavian, Senin (5/3/2023).

LAJUR.CO, KENDARI – Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi melaporkan data terkini perkembangan inflasi di Sultra saya rapat bersama Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, Senin (6/3/2023). Dalam paparannya, politisi NasDem itu menyebut pergerakan inflasi di Sultra sepanjang tahun 2022 menunjukkan angka yang cukup tinggi yakni sebesar 7,39%. Kondisi ini disebabkan oleh tingginya harga angkutan udara.

“Inflasi kelompok transportasi kita merupakan yang tertinggi di indonesia. Sementara itu, kelompok makanan, minuman, dan tembakau masih terkendali,” jelas Ali Mazi saat
Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi di daerah melalui Zoom Meeting yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri (Mendagri RI).

Namun begitu, lanjut Ali Mazi, geliat pertumbuhan ekonomi menunjukkan trend positif yang terus berlanjut. Hal ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi Provinsi Sultra tahun 2022 tercatat sebesar 5,53%, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi tahun 2021 yang sebesar 4,10%.

“Hal ini merupakan suatu pencapaian yang membanggakan di tengah tingginya risiko perlambatan ekonomi di berbagai wilayah,” ujarnya.

Memasuki periode Ramadan dan hari raya Idulfitri, Ali Mazi menguraikan ada beberapa hal perlu mendapatkan perhatian, khususnya bagi pemerintah pusat dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID)

Pertama adalah kenaikan ekspektasi inflasi masyarakat menjelang bulan Ramadhan dan hari besar keagamaan Idulfitri. Kedua, tarif angkutan udara yang mulai menunjukkan peningkatan harga di Kota Baubau diperkirakan akan menjadi pendorong utama inflasi Kota Baubau yang persisten setidaknya sampai dengan bulan Juli 2023.

Baca Juga :  Silvester Sili Laba Beri Penghargaan Empat UPT Terbaik Kemenkumham Sultra

“Ketiga, kenaikan harga beras seiring dengan pasokan beras melalui program Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang gencar dilakukan oleh Bulog. Keempat, kenaikan harga minyak goreng seiring dengan kelangkaan pasokan yang terjadi secara nasional akibat keterlambatan dan kurangnya distribusi minyak goreng hasil Domestik Market Obligation (DMO) atau kewajiban memenuhi pasokan dalam negeri yang menjadi kebijakan kementerian perdagangan,” paparnya.

Bagi Ali Mazi, fenomena nasional di atas akan berpotensi meluas di Sultra ebagaimana yang terjadi di tahun 2022.

“Kelima, kenaikan harga komoditas hortikultura akibat keterbatasan pasokan dari luar daerah yang dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan rendahnya hasil produksi daerah akibat keterbatasan lahan tanam komoditas, dan keenam, kenaikan Harga Eceran Tertinggi (HET) LPG bersubsidi 3 Kg yang ditetapkan pada 24 Februari 2023 diperkirakan dapat memberikan efek rambatan pada sejumlah komoditas lainnya,” ungkapnya.

Sebagai informasi, Rakor Pengendalian Inflasi dipimpin langsung Mendagri RI Tito Karnavian, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Dr. Pudji Ismartini, Deputi III Badan Pangan Nasional (Bapanas) Dr. Andriko Noto Susanto, Staf Khusus Bidang Hubungan antar Lembaga Kementerian Perdagangan Syailendra, Satgas Pangan Polri, Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kementerian Pertanian Andi Muhammad Idil Fitri, Kejagung Jam Datum, Staf Bidang Ekonomi, Keuangan Perdagangan Eko Nursanto, Pejabat Pimpinan Tinggi Madya dan Pimpinan Tinggi Pratama Kementerian dan Lembaga, para gubernur, bupati, walikota beserta jajarannya se-Indonesia.

Baca Juga :  Seorang Sopir Ketahuan Curi Hape Jemaah Masjid di Kendari, Kini Dibui

Khusus di Sultra, rakor turut dihadiri Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Adik Afrinaldi, Forkopimda Sultra, Sekda Sultra selaku Ketua Harian TPID Sultra Asrun Lio, Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekda Sultra Yuni Nurmalawati, Kepala BPS Sultra Agnes Widiastuti, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sultra Trinop Tijasari serta kepala OPD terkait.

BPS sendiri merilis terjadi kenaikan inflasi di bulan Januari 5,28% menjadi 5,47%. Kondisi ini patut menjadi perhatian pusat dan daerah.

“Semua provinsi maupun kabupaten/kota agar bisa mampu menekan inflasi. Ini menjadi hal yang penting kita melaksanakan rapat ini secara rutin atau mingguan agar bisa terkendali kalau kita tidak kendalikan, tidak kita awas, memonitor terus menerus tiap hari, tiap minggu. Silahkan mengikuti langkah Bapak Presiden turun ke pasar mengecek langsung harga-harga. Beliau sangat paham harga beras, kemudian juga hafal harga cabai pun beliau mengerti, bawang merah, telur ayam ras, daging ayam dan daging sapi, hafal beliau luar kepala,” pesan Tito.

Dalam rangka pengendalian inflasi, setiap kepala daerah harus memperkuat kerjasama antar wilayah. Melalui pemenuhan komoditas dari daerah surplus dengan daerah yang kekurangan komoditas serta menjalin koordinasi untuk hambatan dan kendala moda transportasi barang dan jasa.

Ali Mazi menyarankan langkah konkret mitigasi potensi risiko gejolak harga pangan di Sultra sebagai bentuk quick wins pengendalian inflasi. Antara lain mendukung pengamanan stok yaitu Cadangan Beras Pemerintah (CBP), menjaga jumlah pasokan minyak goreng, melaksanakan kerjasama antar daerah, kedua adalah meningkatkan komunikasi efektif, ketiga meneruskan koordinasi dengan kementerian dan instansi terkait.

Baca Juga :  Residivis Kasus Curanmor di Kendari Ditangkap Buser 77 Polres Kendari

Berikut langkah keempat yakni meningkatkan frekuensi operasi pasar atau pasar murah dan sidak pasar menjelang dan selama HBKN Ramadan dan Idulfitri, kelima mendukung peningkatan efektivitas program Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

“Langkah keenam melaksanakan kegiatan-kegiatan satgas pangan. Ketujuh meningkatkan realisasi dana-dana terkait pengendalian inflasi
Kedelapan, Meningkatkan kerja sama dengan berbagai instansi untuk dapat mengembangkan solusi pengendalian inflasi,” jelas Ali Mazi.

Sementara itu, Deputi Kepala Perwakilan Bank BI Sultra, Adik Afrinaldi mengatakan Inflasi Gabungan Kota indeks Harga Konsumen (IHK) di Provinsi Sultra pada Februari 2023 mengalami deflasi sebesar -0,36% (mtm), lebih dalam dibandingkan deflasi bulan sebelumnya yang sebesar -0.29% (mtm), dan berbeda arah dari nasional yang mengalami inflasi sebesar 0,16% (mtm).

“Deflasi pada Februari 2023 secara bulanan utamanya didorong oleh deflasi Kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang didorong oleh penurunan harga berbagai komoditas ikan segar. Hal ini disebabkan oleh membaiknya jumlah pasokan seiring dengan membaiknya kondisi cuaca perairan di wilayah Sultra. Di sisi lain, kelompok transportasi juga turut mengalami penurunan harga seiring dengan penurunan tarif angkutan udara dan penurunan harga avtur pada Februari 2023,” tutupnya. Adm

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x