SULTRABERITA.ID, KENDARI – Musibah banjir masih membayangi sebagian wilayah daratan Sulawesi Tenggara mendapat atensi serius dari Anggota DPR RI Dapil Sultra, Ridwan Bae.
Terkait upaya dini penanganan banjir, Ridwan Bae menggelar pertemuan khusus dengan Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi IV Kendari Haeruddin C Maddie, Rabu 8 Januari 2020.
BACA JUGA :
- Polisi Amankan Mahasiswa Teknik UHO yang Aniaya Kekasihnya di Rumah Kost
- Oknum Security Lecehkan Penghuni BTN Baruga Nusantara, Polisi Kejar PelakuĀ
- Masyarakat Harus Perhatikan Hal-hal Ini Saat Ingin Melakukan Pinjol
- Terlibat Kasus Pengeroyokan, Empat Mahasiswa Teknik UHO Diboyong Masuk Rutan
- Jangan Disepelekan! Penyakit Hipertensi Bisa Picu Serangan Jantung di Usia Muda
Pertemuan yang masih dalam rangkaian reses Anggota Komisi V DPR RI itu membahas percepatan pembangunan bendungan Pelosika dan Bendungan Ameroro di Kabupaten Konawe serta normalisasi Kali Wanggu di Kota Kendari.
Ketiga program infrastruktur ini, ujar Ridwan merupakan bagian action pemerintah untuk menekan risiko banjir bandang yang masih membayangi wilayah daratan Bumi Anoa.
Khusus bendungan Pelosika, kata Ridwan, pemerintah pusat telah menyiapkan alokasi anggaran dalam APBN sebesar Rp 3,5 triliun. Pembiayaan mega proyek ini melalui skema utang luar negeri.
Rencananya, bendungan berkapasitas 590 juta m3 tersebut memulai konstruksi fisik pada tahun 2021.
Selangkah lebih cepat, Bendungan Ameroro, kata mantan Bupati Muna dua periode itu, kini tengah memasuki tahap tender dengan nominal anggaran sebesar Rp 1,6 triliun.
“Kita mengupayakan proyek ini bisa jalan cepat. Ameroro sekarang sementara ditender. Kita harapkan yang menggarap itu betul-betul berintegritas dan tepat waktu. Bagaimana pun infrastruktur ini yang nanti kita harapkan akan menangkal bahaya banjir di Sultra,” beber Ridwan Bae.
Bendungan Pelosika sendiri didesain dengan kapasitas volume 590 juta meter kubik. Tidak hanya mereduksi banjir hingga 647 meter kubik per detik, dam ini bakal menyuplai air baku sebesar 0,808 meter kubik per detik, irigasi seluas 22.000 hektar dan menghasilkan listrik hingga 20 megawatt.
Sementara Bendungan Ameroro digadang mampu menekan banjir hingga 584 meter kubik perdetik. Bendungan berkapasitas 55,12 juta meter kubik bisa menyuplai kebutuhan irigasi seluas 3.363 hektar dan sumber air baku 0,511 meter kubik perdetik bagi masyarakat.
Lebih jauh, lanjut Ridwan Bae, pemerintah pusat akan mengalokasikan sekitar Rp 180 miliar khusus program normalisasi Sungai Wanggu di Kota Kendari.
“Meluapnya Sungai Wanggu itu memang salah satu yang memicu banjir di Kota Kendari. Setiap tahun dianggarkan untuk normalisasi kali. Kita harapkan 2021 bisa selesai. Sudah ada tambahan anggaran Rp 180 miliar dari pusat,” papar Ridwan Bae panjang lebar.
Menyangkut realisasi sejumlah program infrastruktur tersebut, Ridwan meminta Pemerintah Provinsi Sultra dan Pemkot Kendari terlibat aktif memberi kemudahan demi kelancaran pembangunan bendungan Ameroro, Pelosika normalisasi Kali Wanggu.
“Khusus di Kota Kendari kan ada masalah dengan pembebasan lahan sehingga beberapa proyek infrastruktur pusat jalan lambat. Kita harapkan Kota Kendari terlibat, Pemprov dan kabupaten yang jadi pusat program infrastruktur ikut membantu, memberi kemudahan,” ungkap Ridwan Bae.
Kehadiran dirinya selaku anggota DPR RI fraksi Golkar memantau langsung progres program infrastruktur nasional di daerah, diakui sebagai bagian instruksi Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartanto.
“Oleh Pak Airlangga, kita semua kader Golkar disuruh jalan, cek semua program yang bersentuhan langsung dengan aspek sosial ekonomi masyarakat di daerah. Ini tanda besarnya perhatian Pak Airlangga pada masyarakat di daerah,” tutup ayah dari Anggota DPD RI, Rabiah Al Adawiyah itu. Adm