BERITA TERKINICOVID-19HEADLINE

Asa Penyintas Corona Owner ‘Nasi Tempong Tiga Cabe’, Bangkit Bersama Gojek di Kota Lulo

×

Asa Penyintas Corona Owner ‘Nasi Tempong Tiga Cabe’, Bangkit Bersama Gojek di Kota Lulo

Sebarkan artikel ini
Owner Nasi Tempong Tiga Cabe, Sutini Kasong menyerahkan paket Nasi Tempong yang diorder pelanggan menggunakan aplikasi pesan antar Gojek.
Owner Nasi Tempong Tiga Cabe, Sutini Kasong menyerahkan paket Nasi Tempong yang diorder pelanggan menggunakan aplikasi pesan antar Gojek.

LAJUR.CO, KENDARI – Dering handphone membuat Sutini sumringah. Bagi single parents itu, notifikasi tersebut pertanda rejeki. “Sebentar ya, ada orderan Gojek masuk,” kata Tini sambil bergegas menuju dapur, Senin (25/10/2021).

Tini bergerak meracik menu Nasi Tempong makanan khas Banyuwangi yang menjadi brand andalannya. Tini tak mau Bang Gojek yang setia mengantar jemput paket jualannya itu menunggu terlalu lama.

Tini adalah pemilik usaha Warung Nasi Tempong Tiga Cabe di Kendari. Usaha ini dikelola dengan memanfaatkan layanan digital marketing besutan platform Gojek.

Jika membuka fitur GoFood pada aplikasi Gojek, bisnis Nasi Tempong Tiga Cabe menawarkan empat paket pilihan paket menu, Nasi Tempong Ayam, Nasi Tempong Ikan, Nasi Tempong Tahu Tempe, Nasi Tempong Telur. Semua dibandrol dengan harga di bawah Rp 30 ribu per porsi.

Meski terbilang baru, wanita 33 tahun itu mengaku punya customer militan. Warung digital ‘Nasi Tempong Tiga Cabe’ bahkan sudah mendapat rating bintang 4,6. Nyaris mendekati bintang 5, rating tertinggi persepsi customer pada aplikasi GoFood.

Rating adalah retata nilai tingkat kepuasan pelanggan setelah menyicip produk menu yang dipesan pada fitur GoFood. Rating yang tinggi menandakan pelanggan sangat puas akan service cita rasa produk yang dijajakan.

Bisnis makanan yang dikelola Tini dengan menggandeng mitra Gojek sudah beberapa bulan berjalan. Sebagai pelaku UMKM di bidang kuliner, ia merasa terbantu dengan hadirnya platform on-demand terkemuka di Asia Tenggara itu.

Tini memilih menggunakan Gojek sebagai mitra lantaran platform ini dinilai paling familiar dan menjangkau banyak customer. Wajar saja, data per Juni 2021, aplikasi yang perdana dirilis tahun 2010 itu telah diunduh lebih dari 190 juta kali pengguna di seluruh Asia Tenggara. Angka ini tentu menjadi magnet bagi pelaku UMKM yang ingin mengembangkan usaha secara kilat lewat platform Gojek.

Tak kalah penting, diakui Tini, ragam fitur pada layanan GoFood mudah dipahami dan sangat inovatif membantu pelaku usaha kecil yang ingin berbisnis namun terhimpit modal.

“Dulu kalau pikir mau buka warung makan biayanya pasti besar. Belum lagi sewa tempat. Apalagi pandemi ini, modal dari mana? Saya baru keluar dari kerjaan di Bali. Tapi sekarang cukup punya hape dan ada keterampilan memasak, kita bisa berkreasi jualan online. Warungnya cukup pakai rumah dan dapur kita saja,” kata Tini.

Baca Juga :  Tangkal Narkoba di Cafe-Cafe, Kapolres Kendari Kumpul Pengusaha THM
Tini tengah meracik pesanan Nasi Tempong di dapur mini sebuah ruko tempat ia bekerja sebagai penjaga toko APD.

Awal merintis, Tini bercerita menggelontorkan modal sekitar satu jutaan. Ini kemudian dipakai membeli bahan baku Nasi Tempong plus perkakas sebagai alat tempur di dapur mini ruko tempatnya tinggal sementara waktu.

Perdana buka, Tini memanfaatkan fitur promo regular yang menjadi inovasi digital marketing Gojek membantu mitra UMKM lokal seperti dirinya. Bagi Tini, layanan promosi ini sangat jitu menggaet customer membeli produk makanan ditawarkan di Warung Nasi Tempong Tiga Cabe.

“Jadi di fiturnya itu ada pilihan untuk kita pelaku usaha memberi promo ke pelanggan. Fiturnya sangat lengkap. Kita tinggal memilih, promo yang akan kita tawarkan ke customer seperti apa. Semisal diskon sekian persen. Awal buka saya pakai metode ini untuk menggaet pelanggan. Mudah sekali,” kata Tini.

Dalam sehari, wanita berhijab itu mengaku bisa mendapat delapan orderan paket Nasi Tempong. Dengan omset Rp 200 ribu sehari, Tini sudah bisa mengantongi laba beberapa puluh ribu. Bagi Tini, nominal untung tersebut sangat bernilai menambah pundi penghasilan sebagai seorang single parents.

Sambil menjadi penjaga sebuah ruko peralatan APD di bilangan Mandonga Kota Kendari, ia sekalian menjalankan bisnis jualan makanan secara online.

“Berjualan di GoFood Gojek flexibel. Kita bisa tutup kalau pas sedang sibuk di toko (APD). Tapi bisa buka kembali kalau sudah free dari kerjaan di toko. Buka tutup toko, bisa kita setel,” ulas Tini.

Dari bisnis sampingan itu, ia bisa menambal biaya pendidikan anaknya bernama Adit. Putranya tersebut diketahui tengah mengenyam pendidikan di sebuah pesantren di Kendari. Sementara gaji sebagai penjaga toko, Tini sisihkan juga untuk dua anaknya yang berada di Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

“Saya juga mulai menabung emas sedikit demi sedikit dari Nasi Tempong. Itu untuk simpanan anak yang sekolah,” ujar wanita berlesung pipit itu.

Terpuruk Akibat Pandemi

Sambil menjaga Toko APD di Mandonga, Tini memanfaatkan peluang bisnis kuliner dengan menjadi bagian mitra UMKM Gojek.

Bagi Tini, kehadiran Gojek mewujudkan harapannya memiliki warung makan secara mandiri tanpa perlu modal besar.

Bisnis Nasi Tempong yang dikelola dengan menggandeng mitra Gojek membawa asa baru bagi single parents itu setelah berkali-kali terpuruk akibat pandemi Corona.

Kesibukan mencari nafkah di daerah berjuluk Kota Lulo sedikit membuatnya lupa akan momen pilu di Bali.

Baca Juga :  Ada 1.312 Investor Saham Baru di Sultra Awal Tahun ini

Raut wajah ibu tiga anak itu berubah sedih kala mengungkit kembali duka terpuruk akibat pandemi.

Pandemi Covid-19 lah yang memaksa Tini hijrah ke Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Ia juga harus berpisah dengan dua anaknya yang masih balita di Alor demi mengais rejeki di Kota Kendari.

Ya…Wabah pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia betul-betul menjadi momen kelam bagi wanita bernama lengkap Sutini Kosong. Ibu rumah tangga kelahiran Alor itu merasakan jatuh bangun kehidupan begitu virus Covid-19 mewabah di Kota Denpasar Provinsi Bali.

Tini sejatinya bekerja di sebuah cafe kapal pesiar di Pulau Dewata. Tahun 2020, kunjungan wisatawan ke Bali anjlok karena Corona mewabah. Cafe tempatnya bekerja mesti ikat pinggang dengan mengurangi karyawan dan melakukan pemangkasan gaji secara drastis. Tini selamat dari PHK. Namun ia menjadi bagian dari karyawan dengan potongan gaji hingga 70 persen.

Setali tiga uang, sang suami juga kehilangan mata pencaharian akibat industri pariwisata di Bali ambruk selama Corona.

Cobaan Tini bertubi datang. Ia kemudian berpisah dengan sang suami dalam kondisi hamil besar. Praktis, wanita berhijab itu menjadi orang tua tunggal dengan status dua anak dan satu bayi di dalam kandungan. Sesak. Tanpa gaji atau nafkah.

Derita Tini makin menjadi kala harus melahirkan dalam kondisi terpapar Covid-19. Kala itu, Corona bak aib. Hatinya pilu. Tak satu pun kerabat berani menyambangi saat berjuang melahirkan di sebuah rumah sakit Kota Denpasar Bali.

Ia diisolasi sendiri jelang masa persalinan di sebuah ruangan yang sunyi. Kata Tini, hanya dua dokter dan dua perawat yang menemaninya berkuat. Itupun hanya beberapa menit jelang persalinan hingga sang jabang bayi lahir.

Ia ingat, sang dokter mesti memakai APD lengkap layaknya astronot. Setelah diisolasi lima hari dan dinyatakan steril dari Covid-19, Tini baru bisa bersua dengan bayi mungilnya.

“Begitu melahirkan. Saya tidak boleh menyentuh bayi saya karena khawatir Corona. Setelah itu saya disimpan sendiri dalam ruang isolasi. Memprihatinkan karena sama sekali tidak ada teman. Aduhh… Sedih sekali kalau ingat itu,” kenang Tini dengan logat Alor.

Usai melahirkan, awal tahun 2021, ia mendapat tawaran bekerja di sebuah toko APD di Kota Kendari. Tanpa pikir panjang, Tini menerima kesempatan emas tersebut. Dalam batin, tiga anaknya itu butuh biaya untuk hidup.

Baca Juga :  4 Modus Begal Rekening dan Cara Antisipasinya

Ia kemudian pindah dengan membawa serta satu putranya yang kini duduk di bangku SMP. Dua anak, termasuk bayi yang baru dilahirkan terpaksa dititip bersama orang tuanya di Alor. Sementara ia mengais rejeki di Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.

Secercah harapan tumbuh setelah hijrah ke Kota Lulo. Sembari bekerja di sebuah toko APD, ia lalu memutar otak membuka bisnis kuliner dengan memanfaatkan layanan pesan antar di aplikasi Gojek. Tujuannya agar ada tambahan rupiah untuk menghidupi ketiga anaknya. Baik yang berada di Kendari maupun yang tengah dijaga orang tua di Alor.

Gaji sebagai penjaga toko ia selip sedikit demi sedikit sebagai modal membuka bisnis kuliner dengan memanfaatkan layanan pesan antar di Gojek. Tini kini menjadi owner warung online Go-Food Nasi Tempong Tiga Cabe di Kendari.

“Untung Bos saya di Toko APD cukup mendukung usaha saya ini. Ia malah yang memberi dukungan dan masukan agar warung online banyak pembeli. Bagaimana menjaga kebersihan dan cita rasa makan agar customer makin banyak yang tertarik. Bagaimana juga bagi waktu antara jaga toko dan warung nasi tempong,” ulas Tini.

Varian menu Warung Nasi Tempong Tiga Cabe pada aplikasi GoFood.

Kini, Tini berencana menambah varian menu baru Warung Nasi Tempong Tiga Cabe. Melihat jumlah customer yang meningkat, ia kemudian berencana merekrut satu karyawan baru.

“Karena pesanan mulai banyak, kemungkinan ada buka warung di depan Ruko. Agar bisa maksimal layani pesanan. Mau ada ambil satu karyawan, jadi tidak mengganggu tugas saya di ruko APD,” ulas Tini dengan raut bahagia.

Bisnis Go-Food Nasi Tempong Tiga Cabe milik Tini adalah bagian dari 1 juta mitra usaha kuliner yang memanfaatkan GoFood, dimana 99% diantaranya berskala UMKM.

Data dirilis Gojek bertepatan dengan momen hari ulang tahunnya yang ke-11 pada 27 Oktober ini, tercatat 250 ribu mitra usaha baru bergabung di GoFood pada 2020. Dari jumlah itu, sekitar 43% tercatat sebagai pengusaha pemula.

Kehadiran GoFood tidak hanya mempermudah pengusaha pemula go-online, tetapi juga mendukung pertumbuhan usaha para pebisnis kuliner. Data internal Gojek menunjukkan pendapatan rata-rata bulanan mitra usaha yang baru bergabung ke GoFood pada kuartal dua tahun 2020 tercatat meningkat hingga tujuh kali lipat.

LAPORAN : SITI MARLINA

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x