SULTRABERITA.ID, KENDARI – Hingga periode 2019, Badan Nasional Pencarian dan Penyelematan (Basarnas) tercatat telah menuntaskan sebanyak 2.021 misi penyelamatan di seluruh Indonesia.
BACA JUGA :
- Masa Jabatan Rektor UHO Diperpanjang, Ini Alasan Kementerian
- Pemuda Asal Sulawesi Tenggara Ciptakan Search Engine ‘Google’ Karya Anak Bangsa
- Langit RI Bakal Tertutup Awan, BMKG Ingatkan Siaga Sepekan ke Depan
- Musim Hujan & Cuaca Dingin: Awas, Ular Mengintai
- Wagub Hugua Sidak Progress Proyek Jalan Rusak Ruas Ronta-Lambale Butur
Dari jumlah itu, misi operasi membahayakan manusia menjadi item operasi SAR terbanyak dengan kalkulasi 1.203 kasus.
Disusul kecelakaan kapal yang mencapai 635 kasus. Terakhir, 8 operasi SAR dilakukan atas insiden kecelakaan pesawat udara.
Kalkulasi operasi SAR selama tahun 2019 diungkap Kepala Basarnas Kendari, Aris Sofingi saat gelaran upacara perayaan HUT Basarnas di pelataran Kantor Basarnas Kendari, Jumat 28 Februari 2020.
Beberapa catatan prestasi kinerja Basarnas ikut dibeber baik di level nasional maupun internasional.
Antara lain predikat WTP yang selama 5 kali berturut-turut mampu dipertahankan oleh lembaga vertikal tersebut serta Predikat Medium Classification setelah dinyatakan lulus dalam asesment yg dilaksanakan oleh Internasional Search and Rescue Advesory Group (INSARAG) Exercise Classification.
Peningkatkan performa Basarnas, kata Aris, turut didukung armada operasi yang mumpuni.
“Khusus pada HUT ke-48, Basarnas kembali mendapat suplai Kapal Negara baru yakni KN SAR 103 Wisnu dan KN SAR 104 Kamajaya dengan panjang 66 meter sebagai kapal pendukung penyelenggaraan operasi SAR sekaligus suplai logistik,” jelasnya.
Kedua kapal tersebut, jelas Aris, dilengkapi dengan berbagai peralatan SAR moderen seperti Remotely Operated Vehicle (ROV), Side Scan Sinar, Multibeem Echosounder (MBES) serta beberapa peralatan lainnya.
Seremoni HUT Basarnas ke 48 digelar secara sederhana ditutup pemotongan tumpeng dan pembagian hadiah lomba yang digelar meramaikan hari jadi Basarnas tahun ini. Adm