LAJUR.CO, KENDARI – Kondisi kehidupan masyarakat pesisir di Kabupaten Konawe Selatan, tepatnya Dusun Pasir Panjang, Desa Labuan Beropa, Kecamatan Laonti masih sangat terbelakang. Di sana masih ditemukan kesulitan akses transportasi baik darat dan laut serta konektivitas jaringan yang tidak stabil.
Hal itulah yang menjadi alasan utama organisasi kemasyarakatan bernama Sultra Island Care menggagas pembangunan Pojok Baca Literasi yang diresmikan oleh Kepala KP BEI Sultra didampingi Kepala Desa Labuan Beropa Abdul Latif, Minggu (18/12/2022). Agar anak-anak dan seluruh lapisan masyarakat di desa tersebut dapat belajar untuk meningkatkan taraf hidup lebih baik.
Giat pembuatan Pojok Baca Pesisir di Dusun Pasir Panjang itu merupakan salah satu inisiasi Sultra Island Care bekerja sama dengan Bursa Efek Indonesia Sulawesi Tenggara (BEI Sultra) guna meningkatkan literasi masyarakat. BEI Sultra ikut terlibat aktif dalam aksi kemanusiaan dimaksud sebagai wujud kepedulian terhadap masyarakat pesisir melalui Coorporate Social Responsibility (CSR) BEI Sultra.
Kegiatan CSR merupakan agenda rutin dari BEI Sultra, dimana pada akhir tahun ini Kantor Perwakilan BEI Sultra berkesempatan membantu pembuatan Pojok Baca Pesisir itu. Inisiasi organisasi komunitas tersebut sejalan dengan peran BEI Sultra dalam meningkatkan literasi kepada masyarakat khususnya terkait keuangan.
Dikatakan Ketua Umum Sultra Island Care Sarmawan Muin, bahwa pihaknya bersyukur dipercaya sebagai pelaksana penyaluran CSR dari BEI Sultra membantu pemenuhan kebutuhan masyarakat di salah satu wilayah Konsel itu. Banyak kendala yang dihadapi masyarakat sehingga daerah itu dipilih sebagai lokasi penyaluran bantuan.
“Kondisi Dusun Pasir Panjang, Desa Labuan Beropa, Kec. Laonti itu sulit diakses melalui jalur darat maupun laut. Sanitasi air bersih pun sulit didapatkan, biasanya mereka mengambil air bersih di dusun sebelah, bahkan WC pun tidak ada,” jelas Mawan kepada Lajur.co, Senin (19/12/2022).
Sedang untuk konektivitas jaringan telepon kurang bagus. Kemudian jaringan internet akan sedikit bagus jika kita kebelakang rumah masyarakat diatas laut. Situasi seperti itu menjadi hambatan anak-anak muda untuk mengakses bahan bacaan yang dapat memacu semangat mereka dalam belajar.
Tidak hanya sampai pada pembuatan Pojok Baca, anggota komunitas sosial tersebut juga rutin melakukan pembinaan kepada generasi yang menjadi sasaran mereka. Model pembinaan yang dilakukannya, lanjut Mawan adalah dengan mengadakan kunjungan rutin setiap bulan disertai susunan RPP (Rencana Proses Pembelajaran) Masyarakat pesisir.
Karena untuk meningkatkan literasi masyarakat pesisir, kata Mawan harus melibatkan kerjasama antara sejumlah stakeholder terkait. Diantaranya pemerintah, swasta hingga para pegiat literasi. Sehingga, sebagai seorang pimpinan komunitas sosial dirinya berharap besar kepada para pengambil kebijakan agar dapat memperhatikan wilayah 3T (Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal).
“Harapannya lebih memperhatikan wilayah 3T pesisir Sultra agar mendapatkan kehidupan yang layak serta dalam meningkatkan literasi masyarakat pesisir perlu adanya sinergitas pemerintah, swasta, dan para pegiat literasi,” tutupnya. Red
