Penulis
Zahrir Baitul
(Anggota DPRD Kabupaten Muna)
Pemborosan dalam pengelolaan bahan pangan adalah salah satu fenomena yang sering kita jumpai dalam keseharian kita. Sampah rumah tangga setiap harinya didominasi sisa – sia makanan dan minuman yang tidak terkonsumsi. Demikian dalam setiap hajatan, juga sering menjumpai dimana banyaknya sisa-sisa makanan dan minuman yang berubah menjadi sampah.
Kondisi yang sama juga terjadi di rumah-rumah makan, restoran dan rumah sakit. Sampah yang diproduksi dominan diakibatkan oleh kecenderungan pemborosan dalam pengelolaan bahan pangan kita.
Bisa dibayangkan jika seandainya kita lebih bijak dalam mengelola pangan ini? Berapa jumlah penduduk yang bisa terpenuhi kebutuhan pangannya setiap hari dari bahan pangan yang berubah menjadi sampah, jika kita bisa lebih bijak dalam mengelola sumber-sumber bahan pangan kita.
Dari semua sumber pangan, beras (nasi) menjadi penyuplai terbesar dari sampah yang bersumber dari bahan pangan. Sementara di sisi yang lain, pertumbuhan penduduk setiap tahunnya tidak disertai pertumbuhan produksi bahan pangan kita. Belum lagi soal perubahan peruntukkan lahan produksi pangan untuk memenuhi kebutuhan perumahan masyarakat.
Semua itu adalah ancaman serius bagi ketahanan pangan di masa-masa yang akan datang. Untuk mengantisipasi hal tersebut, salah satu upaya yang harus didorong pemerintah dan semua pihak terkait yakni mengkampanyekan “STOP BOROS PANGAN”. Selain tentunya upaya-upaya bersama lainnya yang harus kita lakukan bersama.
Salah satunya dengan mendorong alokasi anggaran yang memadai dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD), untuk program-program pembangunan yang mendukung upaya bersama membangun ketahanan pangan di masa depan.
Oleh karena, apalah gunanya jika kita hanya fokus pada soal pendidikan dan kesehatan, jika kebutuhan pangan masyarakat tidak mencukupi. Masyarakat cerdas dan sehat, adalah sesuatu yang utopis untuk kita wujudkan, jika kebutuhan pangan masyarakat kita, khususnya generasi yang akan datang tidak terpenuhi dengan baik. Akhir kata, AYO STOP BOROS PANGAN.