LAJUR.CO, KENDARI – Sebanyak 62 kepala desa/lurah pesisir di Kabupaten Muna sukses meluncurkan Kemitraan Kepala Desa Pesisir untuk Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) di Hotel Rosidah, Kota Raha, Kamis (12/9/2024).
Langkah ini dilakukan guna memberdayakan masyarakat untuk mendapatkan hak akses terhadap sumberdaya laut dan perikanan, tata kelola yang baik, kepemimpinan lokal, perencanaan pembangunan sektor perikanan dan kelautan yang inklusif dan pengelolaan partisipatif untuk melestarikan dan memulihkan sumberdaya laut pesisir dan perikanan yang lestari dan berkelanjutan.
Dalam forum tersebut, dijelaskan jika tantangan terbesar sektor perikanan dan kelautan yang dialami masyarakat pesisir di Kabupaten Muna adalah adanya penurunan hasil tangkapan ikan dan penurunan kualitas ekosistem dan sumber daya laut pesisir. Persoalan itu disebabkan oleh penangkapan ikan yang merusak, penangkapan ikan yang berlebih serta tata kelola yang belum optimal.
“Nelayan harus menangkap ikan lebih jauh dengan hasil tangkapan lebih sedikit dibandingkan dengan beberapa tahun lalu. Penyebab lainnya juga adanya persaingan nelayan luar dan nelayan skala besar dalam pemanfaatan wilayah ruang laut pesisir yang sama,” kata Pendamping Teknis Program Pengelolaan Akses Area Perikanan (PAAP) Kabupaten Muna, La Ode Muhammad Ramadan.
Dalam program kemitraan ini, Pemerintah Kabupaten Muna berkolaborasi dengan Rare Indonesia. Rare merupakan sebuah organisasi konservasi yang berbasis di AS, bekerja secara global untuk membekali mitra dan masyarakat di daerah yang paling terancam dengan ketrampilan dan motivasi untuk merawat sumber daya alam mereka.
Kawasan pesisir Kabupaten Muna dan Sulawesi Tenggara secara umum merupakan salah satu wilayah yang menjadi lokasi pelaksanaan program-program yang diinisiasi Rare. Direktur Senior Program dan Kebijakan, Rare, Hari Kushardanto menyatakan jika Kabupaten Muna menjadi salah satu daerah yang turut merasakan dampak kerusakan lingkungan.
“Dampak perubahan iklim telah terjadi di seluruh dunia termasuk di Kabupaten Muna. Hal ini akan mengancam sumber pangan dan protein bagi masyarakat. Apabila kita terus melakukan kegiatan merusak di laut maka ancaman kekurangan pangan, termasuk stunting akan menjadi keniscayaan,” jelas Hari Kushardanto.
Sementara itu, Sekda Muna, Eddy Uga menyebut jika kemitraan dimaksud akan menjadi energi baru untuk membangun kerjasama antara pemerintah kabupaten, desa, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan masyarakat serta seluruh pihak terkait untuk menciptakan sinergi dan komitmen dalam mengembangkan potensi wilayah pesisir secara berkelanjutan.
Acara yang dihadiri 150 peserta ini juga dirangkaikan dengan pemberian penghargaan kepada 12 Desa Perintis bergabung dalam Kemitraan dimaksud. Diantaranya Desa Tanjung, Desa Oempu, Desa Lambelu, Desa Tampunabale, Desa Kolese, dan Desa Mata Indaha. Kemudian ada Desa Labulawa, Desa Kogholifano, Desa Pola, Desa Bumbu, Desa Kamosope, dan Desa Liwu Metingki. Red