BERITA TERKINIHEADLINE

BMKG: Kecil Potensi Sebaran Gas Beracun Eruspi Gunung Ruang Sulut Sampai ke Sultra

×

BMKG: Kecil Potensi Sebaran Gas Beracun Eruspi Gunung Ruang Sulut Sampai ke Sultra

Sebarkan artikel ini
Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Kendari, Sugeng Widarko.

LAJUR.CO, KENDARI – Sepanjang April 2024, sejumlah gunung berapi di beberapa wilayah di Indonesia mengalami erupsi. Terbaru, lokasi letusan gunung berapi yang dekat dengan wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra) adalah Gunung Ruang di Sulawesi Utara.

Status Gunung Ruang, di Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara telah diturunkan dari level IV Awas menjadi level III Siaga sejak Senin (22/4/2024).

Sebelumnya, gunung ini erupsi pada Selasa (16/4) dimana abu vulkanik dari peristiwa ini menyebabkan gangguan fasilitas publik seperti bandara setempat. Aktivitas penerbangan terganggu oleh sebaran abu vulkanik.

Konsentrasi abu vulkanik yang tinggi menyebabkan aktivitas di bandara Internasional Sam Ratulangi Manado ditutup sementara. Operasional bandara itu ditutup sejak Kamis (18/4) dan dibuka kembali pada Senin (22/4).

Tidak hanya mengeluarkan material vulkanik saja, erupsi Gunung Ruang melepaskan gas-gas beracun seperti gas Sulfur Dioksida (SO2) pekat. Gas beracun ini dapat terbawa angin ratusan kilometer dari pusat letusan.

Berkaitan dengan fenomena tersebut, Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Kendari, Sugeng Widarko memastikan sebaran gas beracum serta abu vulkanik dari erupsi Gunung Ruang tidak sampai menyebar ke wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra).

“Dari pantauan sebaran abu vulkanik di aplikasi INASIAM yang ada dari Gunung Dukono di Halmahera dan arahnya pun ke barat dari gunung tersebut. Saat ini umumnya angin mengarah dari timur ke barat, jadi kalau pun ada tidak akan ke Sultra,” jelas Sugeng Widarko, Kamis (25/4/2024).

Baca Juga :  Nelayan Tenggelam di Perairan Moramo Tak Kunjung Ditemukan, Tim SAR Perluas Area Pencarian

Kata Sugeng, gas beracun (SO2) sangat kecil kemungkinannya untuk tersebar sampai ke daerah Sultra.

“Kecil kemungkinannya,” singkat Sugeng.

Belerang dioksida adalah senyawa kimia dengan rumus SO2, merupakan gas beracun dengan bau menyengat yang dilepaskan oleh gunung berapi dan beberapa pemrosesan industri. Red

Sulfur dioksida adalah salah satu spesies dari gas-gas oksida sulfur (SOx). Gas ini sangat mudah terlarut dalam air, memiliki bau namun tidak berwarna, SO2 dan gas-gas oksida sulfur lainnya terbentuk saat terjadi pembakaran bahan bakar fosil yang mengandung sulfur atau dikeluarkan pada saat letusan gunung berapi.

Gas SO2 dikenal sebagai gas yang dapat menyebabkan iritasi pada sistem pernafasan, seperti pada selaput lendir hidung, tenggorokan dan saluran udara di paru-paru. Efek kesehatan ini menjadi lebih buruk pada penderita asma. Di alam, zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman.

Baca Juga :  Mubar Sabet Peringkat 2 Kategori Perencanaan dan Pencapaian Daerah Saat Musrenbang
Pantauan pergerakan angin dari Timur ke Barat.

Pantauan BMKG, berdasarkan analisis pola angin di Sulawesi Tengah sejak tanggal 20 April 2024 terpantau bertiup dari arah Timur Laut – Timur dengan kecepatan antara 5-20 Km/jam. Hal ini membuat gas beracun SO2 dari erupsi Gunung Ruang menjalar menuju Sulawesi Tengah. Beberapa wilayah terpantau total kolom SO2 pekat. “Total Kolom” umumnya merujuk pada jumlah total suatu zat (biasanya gas atau partikel) di sepanjang kolom udara vertikal dari permukaan bumi hingga batas atas atmosfer.

Total kolom SO2 terpantau dari satelit Copernicus (Program Observasi Bumi milik Uni Eropa) menunjukan sebaran dari Sulawesi Utara (membawa polutan) mulai bergerak ke arah Barat Daya ke wilayah Sulawesi Tengah. Konsentrasi paling pekat terjadi pada tanggal 22 April 2024, dengan ketebalan kolom mencapai terpantau hingga 127 mg/m2. Dalam keadaan normal, kadar total kolom SO2 biasanya bervariasi pada rentang 0.5 – 2 mg/m2.

Dari monitoring SPAG Lore Lindu Bariri dampak sebaran SO2 bergerak menjauh dari Sulawesi Tengah menuju Barat Daya (Selat Makassar) menuju arah Barat. Per gari Rabu (24 April 2024), total kolom SO2 terpantau 15 – 20 mg/m2 atau dalam kategori Sedang, dan berangsur membaik hingga 3 hari kedepan ke kondisi normal. Sementara hari Kamis (25/4) diprediksi kisaran total kolom ozon pada rentang 2.5 – 4 mg/m2, Jumat (26/4) pada angka 1.5 – 2 mg/m2 dan Sabtu (27/4) diprediksi pada angka 1.8 mg/m2.

Baca Juga :  Banjir Melanda Kabupaten Bombana, BPBD: Tumpukan Sampah & Curah Hujan Tinggi Jadi Penyebabnya 

Sebaran konsentrasi polutan di atmosfer merupakan fungsi dari angin. Proses pembersihan polutan dapat melalui 2 cara yaitu terbawa angin ke tempat lain atau melalui proses larutnya polutan dalam air hujan. Namun ketika larut dalam air hujan, senyawa SO2 dapat terbentuk senyawa lain berupa Sulfat dan bersifat asam. Hujan asam dapat menurunkan produktifitas pertanian, menghambat pertumbuhan perikanan air tawar karena proses pengasaman air danau dan air tanah, dan dapat bersifat korosif pada benda-benda terbuat dari logam seperti pagar, atap dan kendaraan.

Bencana alam letusan gunung berapi dapat menimbulkan permasalahan lain bagi masyarakat jauh dari lokasi gunung berapi. Bencana tersebut berupa sebaran polutan SO2 pekat di wilayah yang dilalui angin. Dampak buruk tingginya SO2 berpengaruh besar pada kelompok usia bayi dan manula serta orang dengan penyakit ISPA. Diharapkan agar kelompok rentan ini mengurangi aktifitas di luar ruangan dan menjaga protokol kesehatan. Adm

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x