SULTRABERITA.ID, KENDARI – Pernyataan Komandan Lanud HLO Kendari, Kolonel Pnb Muzafar, yang menyebut jurnalis disusupi teroris saat peliputan TKA China di Bandara Haluoleo ditanggapi keras Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) Kendari dan Ikatan Jurnalis Tivi Indonesia (IJTI) Sultra.
BACA JUGA :
- MA Kabulkan Kasasi Warga Wawonii, GKP Harus Hengkang!
- Provinsi Sultra Borong Penghargaan dari LKPP
- Jangan Disepelekan, Batuk Seperti Ini Bisa Jadi Gejala Kanker Paru-paru
- iPhone 16 Dilarang Masuk RI, Pemerintah Ungkap Alasannya
- Siap-siap Operasi Zebra Digelar Mulai 14 Oktober 2024
Ketua Aji Kendari, Zainal Ishak, menyebut pernyataan Danlanud HLO tersebut terlalu berlebihan. Sebab, sejumlah wartawan yang melakukan peliputan kedatangan TKA China di Bandara HLO Kendari pada 1 Juli lalu, dipastikan meliput secara independen.
Jadi, lanjut Zainal, tidak ada sama sekali wartawan yang melakukan peliputan ‘pesanan’ pihak lain sebagaimana dituduhkan Danlanud.
“Jadi kami pastikan, wartawan yang meliput soal kedatangan China, tidak ditunggangi apapun. Dan semua dilakukan secara independen,” tutur pria yang akrab disapa Inal ini, Senin 6 Juli 2020.
Zainal mengaku menghargai upaya yang dilakukan TNI Angkatan Udara dalam menjaga stabilitas keamanan di wilayah militer.
Dia menyebut peliputan aksi demonstrasi kedatangan TKA di Bandara tak ada kaitannya dengan teroris.
“Semua semata-mata untuk mendapatkan informasi dan memberikannya ke masyarakat. Jadi, tidak ada yang ditunggangi,”ujarnya
Sementara itu, Ketua IJTI Sultra Asdar Zuula juga menanggapi hal tersebut. Pernyataan Komandan Lanud HLO Kendari terlalu berlebihan dan terkesan dibuat-buat. Jika alasan untuk menjaga keamanan di wilayah Militer bagi dia, itu benar. Namun, kalau mengkhawatirkan akan ada penunggang gelap terhadap jurnalis, hal itu tidak mungkin. Karena semua kerja-kerja jurnalis dilandasi atas fakta yang ada di lapangan.
“Untuk itu, ada Point pertama , kami mendesak dan meminta Komandan Lanud Kendari mencabut Pernyataannya kembali. Kedua meminta Komandan Lanud Kendari untuk meluruskan pernyataannya tersebut bahwa kekhawatirannya akan wartawan yang ditunggangi Teroris. Semua harus diluruskan,”tegas pria berdarah Ereke ini.
Sebelumnya, saat diwawancarai awak media Danlanud HLO menyebut larangan peliputan wartawan di kawasan Bandara Haluoleo saat kedatangan TKA China karena menduga kerja-kerja jurnalis tersebut telah ditunggangi teroris. Hal inilah yang memancing reaksi keras dari organisasi jurnalis di Sultra. Adm