LAJUR.CO, KENDARI – Ikane Dole atau Ikan Dole sebagai kuliner favorit masyarakat etnis Buton yang disajikan saat pesta adat (Haroa) yang masih eksis hingga kini menjadi sumber inspirasi pengrajin tenun di Buton Selatan (Busel) Sulawesi Tenggara (Sultra).
Nilai filosofisnya dituangkan dalam motif wastra kerajinan yang tentunya memiliki keunikan dan layak ditampilkan di hadapan khalayak ramai. Bentuk motif inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya motif Ikan Dole, kain tenun khas Busel.
Kain tenun ini telah dipamerkan di panggung peragaan busana skala nasional yakni Spotlight Indonesia. Spotlight Indonesia digelar di Jakarta Convention Center selama beberapa hari yakni 12 – 15 Desember 2024.
Melalui Dekranasda Busel, tenun Ikan Dole turut menjadi bagian dalam event bergengsi itu. Para penonton Spotlight Indonesia turut takjub dengan imajinasi pengrajin tenun melalui setiap helai kain yang sudah didesain.
“Kami melihat keunikan motif karena bentuknya unik sehingga terinspirasi untuk dituangkan dalam wastra, dan layak ditampilkan ditingkat nasional,” ungkap Ketua Dekranasda Busel Rosmini Ridwan, Rabu (18/12/2024).
Dekranasda Busel menjadi satu-satunya partisipan yang berasal dari Sultra dalam parade tren busana tersebut. Rosmini Ridwan memanfaatkan kesempatan itu sebagai ajang promosi wastra di daerahnya.
Sejak tahun 2023, Pemerintah Kabupaten Busel mulai fokus memperkenalkan keunikan motif tenun ke sejumlah kegiatan berskala besar. Namun, harus diakui jika hal itu memiliki tantangan dalam hal biaya promosi yang terbatas.
Meski begitu, Rosmini Ridwan yang saat ini memegang kendali pada pengembangan kerajinan daerah itu berharap akan terus melakukan langkah-langkah sesuai kemampuannya.
“Tantangannya kurang biaya promosi. Kami tetap melakukan pembinaan terhadap pengrajin dalam mengembangkan wastra kerajinan,” paparnya.
Upaya tersebut meliputi pengadaan pelatihan terkait pengembangan motif, penempatan motif, serta komposisi warna agar mampu menempuh selera pasar global. Pengembangan kreativitas melalui tenun ini diambil dari kearifan lokal yang ada di Bumi Matano Sorumba.
Makanan khas Ikan Dole dibuat dengan menggunakan ikan tenggiri. Kuliner ini dikenal sebagai makanan khas yang berasal dari Pulau Buton.
Cara pembuatannya yakni ikan tenggiri dibalut dengan gurihnya santan dan digoreng hingga mengeluarkan aroma bawang yang khas. Teksturnya yang renyah menjadikannya cocok sebagai santapan maupun camilan.
Dijelaskan Rosmini Ridwan bahwa Ikan Dole berbentuk trapesium yaitu segi empat sejajar tetapi tidak sama panjang sebagai simbol bahwa pemimpin sebagai manusia mempunyai kehidupan sejajar dengan rakyatnya.
Makna lainnya juga bahwa pemimpin harus berusaha menciptakan keharmonisan ditengah menjalankan tanggung jawab dan amal yang berbeda-beda. Red