LAJUR.CO, KENDARI – Universitas Halu Oleo (UHO) kembali mengukuhkan delapan Guru Besar dari berbagai fakultas dalam upacara senat terbuka yang digelar di Auditorium Mokodompit, Senin (6/10/2025).
Praktis, jumlah Guru Besar aktif di UHO kini mencapai 153 orang. Sementara itu, tiga guru besar lainnya tengah menunggu surat keputusan pengangkatan sehingga total akan menjadi 156 Guru Besar.
Tahun 2025 menjadi momen bersejarah bagi UHO karena universitas ini telah mencatat 24 kali pengukuhan Guru Besar hanya dalam satu tahun, jumlah terbanyak sejak Kampus Hijau itu berdiri.
Delapan Guru Besar yang dikukuhkan berasal dari berbagai fakultas, yaitu Prof. Wa Kuasa Baka dan Prof. La Ino dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Prof. Muhammad Yani Balaka dan Prof. Yohanes Boni dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Prof. Rahmad Sofyan Patadjai dari Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK), Prof. Sitti Leomo dari Fakultas Pertanian, serta Prof. Kahirun dan Prof. Faisal Danu Tuheteru dari Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan (FHIL).
Plt. Rektor UHO, Dr. Herman, menyampaikan bahwa dengan tambahan delapan guru besar ini, UHO kini memiliki 156 guru besar.
“Sampai saat ini, Universitas Halu Oleo memiliki 153 guru besar. Dan Alhamdulillah kita ketambahan tiga persetujuan, jadi insya Allah tinggal menunggu SK pengangkatannya. jumlahnya sudah 156,” ucap Dr. Herman.
Dr. Herman menambahkan, sebaran raihan Guru Besar di 14 fakultas di UHO cukup merata, kecuali ada dua fakultas yang masih statis perolehannya, yaitu Fakultas Hukum dan Fakultas Kedokteran.
Karena itu, ia menyampaikan terima kasih kepada semua pimpinan fakultas yang telah bekerja keras sehingga bisa menghasilkan jabatan Guru Besar di fakultas masing-masing.
“Tentu ini adalah bukan kerja yang mudah, tetapi Bapak-Ibu sudah menunjukkan bahwa bisa menghasilkan jabatan guru besar pada fakultas masing-masing,” tutur Dr. Herman.
Ketua Senat UHO Prof. Jamili menyampaikan apresiasi dan rasa bangga atas capaian tersebut. Ia menegaskan bahwa pengukuhan kali ini menjadi momen bersejarah sepanjang perjalanan UHO.
“Ini suatu momen sejarah sepanjang berdirinya UHO. Dalam satu tahun, UHO berhasil mengusulkan dan disetujui oleh Kementerian untuk tahun ini itu yang paling tinggi. Ini perlu diapresiasi kerja Rektor dan semua jajarannya,” kata Prof. Jamili.
Ia juga menegaskan bahwa sebutan Guru Besar atau Profesor bukanlah gelar semata, melainkan jabatan fungsional tertinggi yang melekat selama dosen masih aktif mengabdi di perguruan tinggi.
Prof. Jamili juga berharap pengukuhan ini dapat menginspirasi dosen-dosen lain untuk terus meningkatkan kualifikasi dan kinerja mereka.
“Menjadi Guru Besar bukanlah tujuan akhir, tapi awal dari perjalanan panjang untuk terus berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan di UHO,” ujar Prof. Jamili.
Dr. Herman juga berharap, semakin banyaknya Guru Besar akan memperkuat kontribusi UHO dalam menghasilkan riset, inovasi, dan pengabdian yang berdampak bagi masyarakat luas.
“Atas nama Civitas Akademika UHO, saya mengucapkan selamat kepada para Guru Besar yang dikukuhkan hari ini. Semoga ilmunya membawa manfaat dan hikmah bagi umat manusia,” kata Dr. Herman.
Laporan : Ika Astuti.