SULTRABERITA.UD, KENDARI – Jumlah customer Pesawat Garuda Indonesia Airways di Sulawesi Tenggara mengalami penurunan hingga 11 persen lebih atau 16.647 penumpang sepanjang tahun 2019.
Tahun 2018, maskapai plat merah ini dilaporkan mengangkut hingga 146.284 penumpang. Tahun 2019, trennya menurun menjadi 129.647 penumpang.
BACA JUGA :

- Pemred Suara.com Berbagi Strategi Media Lokal agar Tak Tenggelam di Tengah Banjir Konten Non-Jurnalisme
- Kiat Dhandy Laksono untuk Jurnalis Lokal Berani Angkat Isu Sensitif: Independen & Kredibel Jadi Tameng Utama
- BI Checking Sudah Ganti, Begini Cara Bersihkan Nama dari SLIK OJK
- Perempuan di Lingkar Tambang Torobulu, Konsel Jadi Topik Diskusi dalam Acara Jakarta International Literasi Festival
- 7 Buah yang Membantu ‘Bersihkan’ Ginjal dan Hati Secara Alami
General Manager PT Garuda Indonesia Branch Office Kendari, Syaiful Bachri mengklaim anjloknya jumlah penumpang bukan disebabkan oleh kenaikan harga tiket pesawat. Melainkan akibat penutupan dua rute Garuda yakni flight Kabupaten Wakatobi dan Kota Baubau.
“Masyarakat sekarang sudah terbiasa dengan harga tinggi. Harga secara signifikan (mempengaruhi jumlah penumpang Garuda). Lebih pada persoalan ditutupnya dua flight Garuda di Baubau dan Wakatobi,” jelas Syaiful
Diakui, awal pengumuman kenaikan tarif tiket pesawat sempat membuat shock customer. Angka penjualan tiket di maskapai plat merah itu mengalami penurunan.
Namun hal tersebut, lanjut Syaiful tak berlangsung lama. Seiring waktu masyarakat mulai terbiasa dengan harga tinggi tiket pesawat terbang.
Trend masyarakat yang menggunakan moda transportasi udara kembali relatif normal.
“Awal kenaikan harga tiket pesawat memang terasa penurunan penumpang. Tapi sekarang mulai membaik. Masyarakat sudah terbiasa,” ujar Syaiful. Adm




