LAJUR.CO, JAKARTA – Harga emas dunia mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah pada Selasa (17/9) ini.
Tercatat, harga emas di perdagangan internasional berdasarkan acuan pasar Commodity Exchange COMEX hari ini sempat menyentuh US$2.613,3 sebelum turun ke US$2.604,1 per troy ons.
Sedangkan harga emas di perdagangan spot melemah 0,25 persen ke US$2.576 per troy ons.
Sementara itu, harga jual emas PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau Antam kembali mencetak rekor tertinggi baru dalam sejarah ke level Rp1.429.000 per gram pada Jumat (13/9) lalu.
Harga itu melonjak Rp20 ribu dari perdagangan sebelumnya. Senada, harga pembelian kembali (buyback) naik Rp20 ribu menjadi Rp1.275.000.
Adapun harga emas Antam hari ini tercatat sebesar Rp1,444 juta. Angka itu naik Rp1.000 dibandingkan perdagangan sebelumnya.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan tingginya harga emas dunia seiring dengan spekulasi penurunan suku bunga acuan bank sentral AS (The Fed).
Menurutnya, para investor berekspektasi The Fed bakal menurunkan suku bunga secara agresif. Hal ini seiring dengan penurunan suku bunga di Eropa.
Sementara, penurunan suku bunag di Eropa mengindikasikan perekonomian di Benua Biru yang mulai membaik.
“Ini membuat spekulan, investor besar kembali melakukan pembelian logam mulia,” kata Ibrahim melalui keterangan tertulis.
Ia sendiri bahkan menduga The Fed bakal memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) September ini. Selain itu, Ibrahim juga memproyeksi harga emas dunia bisa melonjak ke level US$2.630 per troy ons pekan depan.
Setali tiga uang, Bank Indonesia (BI) memprediksi pemangkasan suku bunga The Fed dilakukan mulai bulan ini.
BI memproyeksi suku bunga The Fed bakal turun sebanyak dua kali lagi hingga akhir tahun ini. Hal ini sejalan dengan kondisi inflasi di negeri Paman Sam tersebut.
Pertama, sebesar 25 bps pada September dan kedua sebesar 25 bps juga pada November atau Desember 2024.
“Dua kali tahun ini, jadi masing-masing 25 bps baseline-nya,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi Pers, Rabu (21/8).
Sedangkan, untuk tahun depan, The Fed diperkirakan bakal memangkas suku bunga sebanyak tiga kali.
“Tahun depan, FFR (Fed Fund Rate) kami perkirakan subjek ke data baseline kami 3 kali masing-masing 25 bps, 25, bps, dan 25 bps. Timingnya bisa di kuartal I, bisa di kuartal II,” kata Perry. Adm
Sumber : CNNIndonesia.com