BERITA TERKINIEKOBISHEADLINE

Ikhtiar OJK Perkuat Literasi dan Inklusi Keuangan Lewat Corong Media

×

Ikhtiar OJK Perkuat Literasi dan Inklusi Keuangan Lewat Corong Media

Sebarkan artikel ini

LAJUR.CO, KENDARI – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggaet puluhan wartawan se-Sulampua mengikuti Journalist Class ke-10 yang berlangsung di The Rinra Hotel Makassar, Senin – Selasa (4-5/11/2024). Journalist Class menghadirkan pemateri OJK pusat bertujuan memberi pemahaman yang komprehensif tentang tugas dan fungsi OJK serta memaparkan update perkembangan dan kebijakan terkait sektor jasa keuangan kepada awak media.

Program Journalist Class menjadi bagian ikhtiar OJK mendorong kualitas literasi dan inklusi keuangan di Indonesia dengan memperkuat kompetensi jurnalis sebagai corong informasi. Kepala Departemen OJK Institute Agus Sugiarto mengatakan, jurnalis dengan pemahaman mumpuni ampuh meminimalisir disinformasi, malinformasi dan misinformasi di tengah era digitalisasi dan akses informasi yang semakin mudah serta cepat.

“Agar kalau nulis OJK/IJK benar dan bagus. Dengan adanya Journalist Class, bisa berikan informasi yang benar dan akurat. Kita tidak minta ditambah arau dikurangi tapi sampaikan yang benar,” kata Agus.

Ia menuturkan, peranan media cetak, TV, radio maupun online sangat penting sebagai jembatan informasi penyampaian tugas dan wewenang OJK yang kini berkembang dari 3 M menjadi 4 M.

“Dulu tugas OJK yang kita tahu 3 M, Mengatur, Mengawasi, Melindungi. Tapi di UU P2SK tugas OJK bertambah Mengembangkan,” jelasnya.

Baca Juga :  Tiba di Kendari, Sandiaga Langsung Terbang ke Labengki

OJK dalam mengatur, melindungi mengawasi seluruh kegiatan di sektor jasa keuangan Indonesia, mencegah praktik ilegal yang merugikan masyarakat sebagai konsumen. OJK punya tanggung jawab yang cukup berat menjaga kepercayaan publik mengawasi sekitar RP27 ribu triliun dana masyarakat yang dititip pada lebih dari 3000an lembaga keuangan plus asuransi.

“Jurnalis bisa jadi ambasador OJK ke masyarakat. Jadi corong untuk kebijakan baru melalui pemberitaan di daerah,” ungkapnya.

Media yang menjadi bagian mitra strategis oleh OJK wajib dibekali kompetensi memadai agar tugas pengawasan industri jasa keuangan lebih maksimal. Penyimpangan informasi di tengah masyarakat dapat diminimalisir lewat pemberitaan yang berkualitas dan edukatif.

“Di sini kita meng-upgrade pengetahuan kapasitas tentang, IJK, fintech, pengawasan aset kripto sampai ke aset digital.
Tidak hanya sekedar berikan berita, laporan pandangan mata, tapi membuat opini, apa masalah fundamental judol. OJK ingin membina hubungan yang sustainable dengan wartawan karena sebagai bagian OJK, networking harus dijaga,” jelas Agus membeber alasan dibalik inisiasi program Journalist Class OJK.

Baca Juga :  Sidang Perdana Guru Supriyani: Tim JPU Dipimpin Kajari Konsel, Wakajati Sultra Ikut Pantau

Hal senada disampaikan Kepala OJK Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Darwisman. Jurnalis punya peranan signifikan meningkatkan literasi keuangan.

“Tingkat literasi kita belum optimal. Ini jadi tantangan pengawasan PUJK, edukasi dan perlindungaN konsumen lebih masif dengan memaksimalkan pemberitaan jurnalis. Survei 2023 menunjukkan tingkat literasi meningkat diikuti dengan penurunan tingkat inklusi keuangan. Namun demikian Ada gap tingkat literasi dan inklusi keuangan yang dapat menjadi penyebab potensi kerawanan perlindungan konsumen,” papar Darwisman saat memaparkan materi perkembangan sektor jasa jeuangan di wilayah Provinsi Sulawesi, Maluku, dan Papua pada hari pertama Journalist Class.

Selama Journalist Class 10 berlangsung, jurnalis dibekali beragam pengetahuan dari OJK. Diantaranya adalah tentang peran OJK melindungi konsumen sektor jasa keuangan oleh Kepala Departmen Perlindungan Konsumen Agus P Raharjo, pengawasan market conduct di sektor jasa keuangan oleh Kepala Departemen Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan Wawan Supriyanto, mengakselerasi peningkatan literasi dan inklusi keuangan, penanganan tindak pidana di sektor jasa keuangan, perkembangan dan tantangan pengawasan Fintech P2P Lending di Indonesia, perkembangan pasar modal, perkembangan dan tantangan perusahaan pembiayaan di Indonesia, pengenalan inovasi teknologi sektor keuangan dan perbankan di era digital.

Baca Juga :  Daftar RUU yang Berpotensi Dilanjutkan di DPR Periode 2024-2029

Adapun upaya peningkatan inklusi keuangan dilakukan oleh OJK lewat pembentukan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAD). OJK telah merambah ke ekosistem pesantren demi memperluas edukasi literasi keuangan, mewaspadai aktivitas keuangan ilegal dan penguatan perlindungan konsumen.

Terbaru, OJK mencanangkan program Gerakan Nasional Cerdas Keuangan atau GENCARKAN dalam rangka mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan secara masif dan merata di seluruh Indonesia.

Lebih jauh, berdasakan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024, indeks literasi keuangan di Indonesia baru berkisar 65,43 persen, sementara inklusi keuangan berada pada angka 75,02 persen.

Pameran produk jasa keuangan dari lembaga perbankan selama puncak event BIK 2024 di The Park Kendari.
Pameran produk jasa keuangan dari lembaga perbankan selama puncak event BIK 2024 di The Park Kendari.

Saat event Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2024 belum lama ini, Kepala OJK Sulawesi Tenggara (Sultra) Arjaya Dwi Jaya mengungkapkan target inklusi keuangan di Provinsi Sultra harus mampu mencapai angka 90 persen hingga akhir tahun 2024.

Secara umum, tantangan dihadapi OJK memaksimalkan indeks literasi dan inklusi keuangan di Indonesia dihadapkan permasalahan kondisi geografis dan akses internet. Adm

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x