BERITA TERKINIKESEHATANNASIONAL

Kebiasaan Sehat Keluarga Dimulai dari Makanan: Cek Label Sebelum Beli!

×

Kebiasaan Sehat Keluarga Dimulai dari Makanan: Cek Label Sebelum Beli!

Sebarkan artikel ini
Kebiasaan Sehat Keluarga Dimulai dari Makanan: Cek Label Sebelum Beli!
Ilustrasi. Foto : Ist

LAJUR.CO, KENDARI – Pernahkah Anda membeli makanan hanya karena kemasannya menarik atau karena iklannya terlihat meyakinkan? Di tengah banyaknya pilihan produk pangan yang tersedia, seringkali kita lupa melakukan hal paling sederhana namun sangat penting: membaca label kemasan sebelum membeli!

Padahal, label pada kemasan bukan sekadar pelengkap. Ini adalah “cerita kecil” tentang apa yang akan kita konsumsi — mulai dari bahan baku, kandungan gizi, hingga informasi keamanan produk. Dengan memahami label kemasan, Anda sebenarnya sedang melindungi diri dan keluarga dari risiko kesehatan yang tidak perlu. Itulah kenapa, Nestle Indonesia menggaungkan kampanye ‘Cek Label Makanan’ sebelum memilih produk.

Yang Perlu Diperhatikan pada Label Makanan

  1. Cek Tanggal Kedaluwarsa

Langkah pertama yang penting dilakukan adalah memastikan produk masih layak dikonsumsi. Tanggal kedaluwarsa menunjukkan batas waktu produk tersebut aman dan masih memiliki mutu terbaik. Jangan sepelekan hal ini, karena mengkonsumsi makanan yang sudah melewati tanggal kedaluwarsa dapat menyebabkan gangguan pencernaan atau bahkan keracunan makanan.

  1. Pahami Label Kemasan

Sebagai konsumen yang cerdas, penting untuk memahami informasi yang tertera pada label kemasan makanan. Berikut beberapa hal yang bisa diperhatikan:

  • Perhatikan Kandungan Alergen

Alergen seperti susu, kedelai, kacang, atau gluten biasanya dicetak tebal (bold) dalam daftar komposisi. Ini penting terutama bagi individu dengan alergi atau intoleransi makanan tertentu.

  • Cermati Urutan Komposisi

Bahan-bahan dalam daftar komposisi ditulis berdasarkan urutan jumlah terbanyak. Jika tiga bahan pertama adalah gula, sirop glukosa, atau pemanis lainnya, maka kemungkinan besar produk tersebut tinggi gula. Ini bisa menjadi indikator awal untuk menilai apakah produk tersebut sesuai dengan kebutuhan nutrisi Anda dan keluarga, Moms.

  • Baca Label Peringatan Khusus
Baca Juga :  Jadwal Siaran Langsung Indonesia vs Arab Saudi

Beberapa produk mencantumkan peringatan seperti “tidak disarankan untuk anak di bawah 5 tahun, ibu hamil atau menyusui” terutama jika mengandung pemanis buatan atau bahan tambahan tertentu. Informasi ini penting untuk kelompok populasi yang lebih sensitif.

  • Pilih Karbohidrat Kompleks

Karbohidrat kompleks seperti gandum utuh, malt, atau serealia, cenderung lebih baik karena dicerna lebih lambat dan memberikan energi lebih stabil dibandingkan karbohidrat sederhana seperti gula pasir atau sirop.

  • Perhatikan Bahan Tambahan

Untuk pilihan yang lebih sehat, konsumen bisa mempertimbangkan produk yang tidak menggunakan pewarna atau perisa sintetis, serta menghindari pemanis buatan jika memungkinkan.

Beberapa produk kini juga menampilkan Logo “Pilihan Lebih Sehat” dari BPOM, yang menandakan produk tersebut telah memenuhi kriteria tertentu seperti lebih rendah gula, garam, dan lemak, dibanding produk sejenis.

  • Cek Fortifikasi Gizi

Produk yang difortifikasi dengan vitamin dan mineral seperti zat besi, kalsium, vitamin D, atau zinc, bisa menjadi nilai tambah, terutama untuk anak-anak dan keluarga yang sedang dalam masa pertumbuhan atau memiliki kebutuhan gizi khusus.

  1. Pahami Istilah Lain Gula, Garam, dan Lemak
  • Gula

Gula tidak selalu ditulis sebagai “gula” saja. Gula bisa muncul dalam berbagai bentuk, baik sebagai gula alami maupun tambahan.

Contoh istilah lain dari gula:

Gula tambahan: sukrosa, glukosa, fruktosa, sirop glukosa, sirop jagung, maltodekstrin, dekstrosa, madu, molase, sirop maple, sirop agave, dan gula alkohol (sorbitol, mannitol, dsb).

Sumber alami yang mengandung gula: jus buah pekat, ekstrak buah, susu bubuk skim, konsentrat buah, serealia manis.

Catatan: Gula total dalam label mencakup gula alami dan tambahan. Untuk mengetahui apakah produk tinggi gula tambahan, perhatikan urutan bahan—jika gula atau bentuk lainnya muncul di awal, kemungkinan besar kandungannya cukup tinggi.

  • Garam (Natrium)
Baca Juga :  Tren Lifestyle Mahasiswa Kendari: Ketika Coffee Shop Gantikan Ruang Kelas Jadi Pusat Diskusi & Inspirasi

Garam atau natrium bisa tersembunyi dalam bentuk bahan tambahan lain yang berfungsi sebagai pengawet atau penambah rasa.

Contoh istilah lain dari garam/natrium:

– Monosodium glutamat (MSG)

– Sodium benzoat

– Natrium nitrit

– Baking soda (sodium bikarbonat)

– Disodium inosinat/guanylat

– Kaldu bubuk, ekstrak ragi, atau perisa gurih

Catatan: Tidak semua garam berasal dari “garam dapur” (NaCl), jadi penting untuk membaca label nilai gizi untuk melihat total kandungan natrium.

  • Lemak

Lemak bisa berasal dari bahan alami maupun dari proses pengolahan. Beberapa istilah tidak secara langsung menyebut “lemak”, namun tetap berkontribusi terhadap total lemak dalam produk.

Contoh istilah lain dari lemak:

– Minyak nabati (minyak sawit, minyak kedelai, minyak kelapa)

– Lemak susu, krim, mentega

– Lemak terhidrogenasi/parsial (sumber lemak trans)

Shortening

– Lemak hewani

– Santan bubuk

Catatan: Proses seperti penggorengan atau pemanggangan dengan lemak juga meningkatkan kandungan lemak, meskipun tidak selalu tertulis eksplisit dalam daftar komposisi.

  1. Pahami Kandungan Nutrisi

Label gizi pada kemasan makanan memberikan informasi penting tentang kandungan nutrisi dalam satu takaran saji. Untuk memahami dan menerapkannya, berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan:

  • Pahami Takaran Saji

Semua angka dalam tabel gizi berlaku untuk satu takaran saji, bukan untuk seluruh kemasan. Jika Anda mengkonsumsi lebih dari satu takaran, maka nilai gizi perlu dikalikan sesuai jumlah sajian yang dikonsumsi.

Contoh: Jika satu sajian mengandung 250 kkal dan Anda makan dua sajian, maka total asupan kalori adalah 500 kkal.

  • Kenali Acuan AKG
Baca Juga :  Heboh Mikroplastik di Air Hujan, Kemenkes RI Ungkap Dua Jalur Utama Paparan ke Manusia

Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang digunakan pada label umumnya mengacu pada kebutuhan energi harian orang dewasa, yaitu 2.150 kkal. Namun, untuk anak-anak, kebutuhan energinya lebih rendah, sehingga penting untuk menyesuaikan dengan usia dan kondisi individu.

Jika produk ditujukan untuk anak-anak, pastikan label gizi dan porsinya sesuai dengan kebutuhan usia tersebut.

  • Perhatikan %AKG

Persentase AKG menunjukkan seberapa besar kontribusi zat gizi dalam satu sajian terhadap kebutuhan harian Anda.

< 5% AKG → Rendah (baik untuk gula, lemak, natrium)

> 20% AKG → Tinggi (baik untuk serat, vitamin, mineral)

  • Gunakan %AKG sebagai Panduan Sehat

Batasi: Lemak jenuh, gula, dan natrium. Jika satu sajian mengandung 68% AKG natrium, artinya hampir seluruh kebutuhan natrium harian Anda sudah terpenuhi dari satu sajian saja.

Prioritaskan: Nutrisi penting seperti serat, vitamin A, D, C, zat besi, dan kalsium. Pilih produk dengan %AKG tinggi untuk zat-zat ini.

  • Gunakan untuk Membandingkan Produk

%AKG bisa membantu Anda membandingkan dua produk sejenis. Misalnya, jika dua produk sereal memiliki kandungan kalori yang sama, tapi salah satunya memiliki %AKG gula lebih rendah dan serat lebih tinggi, maka produk tersebut bisa menjadi pilihan yang lebih baik.

Nah, itu dia informasi yang perlu dipahami saat mengecek label kemasan makanan, Moms. Dengan meluangkan waktu sejenak untuk membaca label, sebenarnya kita sedang menyelamatkan keluarga untuk hidup lebih sehat.

Ya, langkah kecil seperti ini bisa berdampak besar dalam jangka panjang, seperti memastikan tubuh mendapatkan nutrisi seimbang, membantu mencegah penyakit, hingga menjaga berat badan ideal. Adm

Sumber : Kumparan.com

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x