LAJUR.CO, KENDARI — Hari itu menjadi salah satu momen paling berat dalam hidup Melda, seorang perempuan muda asal Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Menjelang wisuda, puncak pencapaian akademiknya di Universitas Muhammadiyah (UM) Kendari, Melda harus mengambil keputusan besar. Dia harus menukar perhiasan emas kesayangannya demi melunasi biaya seremonial yang telah lama diimpikan.
Cincin, kalung, dan gelang emas yang selama ini disimpan dengan penuh makna, akhirnya digadaikan di Pegadaian Syariah Bombana pada 4 Februari 2025.
Situasi yang sudah kepepet, kata Melda menjadi alasan utamanya menggadaikan perhiasan emasnya. Dari penukaran tersebut, Melda memperoleh pinjaman sebesar Rp11 juta.
“Ada keperluan mendesak untuk biaya wisuda. Kepepet sekali mi, kasian. Tidak ada pilihan lain,” ujar Melda saat diwawancarai, Rabu (24/9/2025).
Langkah itu ia ambil bukan karena ingin tampil mewah di hari wisuda, tapi karena ingin hadir dan merayakan momen penting seperti mahasiswa lainnya. Melda mau hadir dengan jubah toga dan senyum bangga di depan orangtuanya.
Beruntungnya, tak berselang lama pasca wisuda, Melda langsung mendapatkan pekerjaan. Dari gajinya itu, ia mulai menabung sedikit demi sedikit untuk melunasi tagihan bulanan atas pegadaian yang dia lakukan.
Setiap enam bulan, Melda membayar cicilan untuk memperpanjang masa gadai. “Tagihannya Rp87.100 per 10 hari, bisa lewat transfer. Kalau lewat waktu, ada konfirmasi, bisa dilelang kalau tidak dibayar,” jelasnya.
Cincin dengan berat 7,2 gram dan cincin model Boba ditaksir 16 karat dengan berat 3,8 gram kini pelan-pelan ia menebus kembali. Bagi Melda, Pegadaian Syariah bukan hanya tempat penukaran barang, tapi juga harapan di saat tak ada lagi jalan lain.
“Alhamdulillah nda, malah meringankan. Pegadaian membantu sekali,” tutupnya.
Meski terasa berat di awal, Melda merasa terbantu. “Alhamdulillah, sedikit-sedikit bisa mi kurangi pokoknya. Tinggal cari tambahan untuk pelunasan,” katanya.
Tapi lebih dari itu, ia bersyukur karena di saat paling sulit, ada Pegadaian Syariah yang hadir sebagai penolong.
Cerita Melda mencerminkan bagaimana Pegadaian Syariah hadir bukan hanya untuk menukar emas dengan uang. Eksistensi Pegadaian sesuai misi besarnya “mengEMASkan Indonesia” melalui layanan keuangan berbasis emas yang halal, aman, dan penuh empati.
Pegadaian Syariah Bombana menjadi salah satu rujukan warga dalam menghadapi kebutuhan mendesak seperti biaya pendidikan, kesehatan, modal usaha kecil dan keperluan lainnya.
Produk-produk yang tersedia, salah satunya gadai emas syariah (Rahn) dirancang untuk menjawab kebutuhan finansial masyarakat dengan tetap menjaga nilai-nilai keislaman.
Dengan sistem Rahn, masyarakat bisa mendapatkan dana darurat, tanpa tekanan cicilan, dan tetap memiliki peluang untuk menebus kembali barang berharga mereka. Red