LAJUR.CO, KENDARI – UPTD Museum dan Taman Budaya Sulawesi Tenggara (Sultra) bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sultra menggelar pameran bertema “Mengenal Peralatan Dapur Tradisional Sulawesi Tenggara.” Acara ini merupakan bagian dari program pengelolaan permuseuman dengan tujuan memperkenalkan kembali budaya lokal kepada generasi muda. Pameran berlangsung di Ruang Pameran Temporer Kantor Museum dari 9 hingga 13 September 2024.
“Kegiatan ini bertujuan untuk mensosialisasikan keberagaman peralatan dapur tradisional Sultra, meningkatkan pemahaman akan kearifan lokal, dan memberikan apresiasi lebih kepada masyarakat terhadap koleksi museum yang ada,” jelas Ketua Panitia, Agung Kurniawan.
Koleksi yang dipamerkan berasal dari tiga lembaga utama yakni Museum Sulawesi Tenggara, Museum Bharugano Wuna Kabupaten Muna, dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bombana. Pengunjung dapat melihat berbagai peralatan dapur tradisional seperti periuk tanah, sendok dari tempurung kelapa, dan sendok dari kerang yang menunjukkan evolusi peralatan masak dalam kehidupan masyarakat setempat.
Kepala UPTD Museum dan Taman Budaya Sultra, Laudin, menyatakan pameran ini merupakan media edukasi yang efektif untuk generasi muda, mendorong kecintaan terhadap warisan budaya lokal.
“Kami rutin menggelar pameran ini untuk memperkenalkan kembali kebudayaan tradisional kepada anak muda yang mungkin sudah banyak yang tidak mengenal asal-usulnya. Kita harus kembali memperlihatkan kepada mereka bahwa manusia dahulu menggunakan alat sederhana untuk bertahan hidup dan bagaimana teknologi dapur berkembang,” ujarnya.
Pameran ini juga menampilkan peralatan dapur yang ditemukan di Gua Taipa, Kabupaten Konawe, yang memiliki nilai arkeologis. Temuan ini alat-alat tersebut merupakan bagian warisan dari budaya prasejarah Bumi Anoa.
Laudin menambahkan jika peralatan yang dipamerkan sudah dikaji oleh para arkeolog dan menunjukkan bagaimana teknologi dapur mulai berkembang sejak zaman prasejarah hingga sebelum kemerdekaan.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sultra, Yusmin menyampaikan apresiasi atas inisiasi penyelenggaraan pameran tersebut. Ia menekankan pentingnya menjaga serta melestarikan warisan nenek moyang kepada generasi muda lewat event serupa.
“Semua situs sejarah harus dijaga dengan baik. Jika kita sebagai pejabat dan pengambil kebijakan tidak mampu menjaga warisan nenek moyang kita, generasi mendatang akan mempertanyakan tanggung jawab kita,” ujar Yusmin. Adm