BERITA TERKINIEKOBISHEADLINE

Lembaga Pemuda Peduli Nusantara Bahas Optimalisasi Peran Lembaga Penjamin Kredit Bagi UMKM dan Koperasi

×

Lembaga Pemuda Peduli Nusantara Bahas Optimalisasi Peran Lembaga Penjamin Kredit Bagi UMKM dan Koperasi

Sebarkan artikel ini

LAJUR.CO, JAKARTA – Perkembangan UMKM di Indonesia beberapa tahun terakhir menunjukkan tren positif dengan adanya peningkatan dari 61,65 juta unit pada tahun 2016, menjadi 65,46 juta UMKM pada tahun 2019 dengan realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) per 31 Desember 2022 sebesar Rp365,52 triliun kepada 7,61 juta debitur atau 97,96% dari target sebesar Rp373,14 triliun.

Dilansir dari Kemenko Perekonomian, 2022, untuk tahun 2024 pemerintah meminta Perbankan untuk meningkatkan porsi kredit UMKM minimal 30 persen. Hal ini dibahas dalam webinar bertajuk “Optimalisasi Peran Lembaga Penjamin Kredit Kepada Pelaku UMKM dan Koperasi” oleh Lembaga Pemuda Peduli Nusantara, Rabu (17/1/2024).

Seminar tersebut menghadirkan berbagai praktisi, profesional, regulator, pelaku industri penjaminan hingga akademisi. Hadir Direktur utama PT. Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) Akhmad Purwakajaya, diwakili Kepala Kebijakan Bisnis Penjaminan PT Jamkrindo Andre Mozart. Kemudian Pengamat Ekonomi Milenial Andi Rante dan Badan Pimpinan Ikatan Senat Mahasiswa Ekonomi Indonesia (ISMEI) Muh. Fachri Dangkang.

Dalam pemulihan perekonomian Indonesia, UMKM memiliki peran yang sangat penting karena perannya sebagai tulang punggung pertumbuhan perekonomian Indonesia dalam penciptaan lapangan kerja, peningkatan pendapatan, mendorong kemajuan daerah terpencil, dan pelestarian keanekaragaman budaya.

Kepala Kebijakan Bisnis Penjaminan PT Jamkrindo Andre Mozart, menyampaikan sebagai perusahaan penjaminan terbesar, PT Jamkrindo terlibat aktif dalam upaya mendorong agar UMKM bisa naik kelas melalui berbagai program kerja Perusahaan dan penyediaan infrastruktur layanan dan akses pendukung demi memberikan kemudahan pengajuan penjaminan dan dukungan terhadap UMKM dalam hal penguatan kapabilitas usaha, pelatihan, serta pembinaan.

Baca Juga :  Tata Cara Mencoblos yang Sah di Pemilu 2024 Sesuai Peraturan KPU

“Jamkrindo memiliki komitmen tinggi untuk terus memacu UMKM Naik Kelas melalui penguatan kapabilitas dan keberlanjutan usaha para pelaku UMKM. Peran ini sebagai wujud nyata dalam mendukung kebangkitan ekonomi nasional dengan pemberian One Stop Services bagi UMKM Indonesia melalui program Penjaminan, Pelatihan, Pembinaan, dan Pemeringkatan UMKM,” kata Andre Mozart.

Dalam lima tahun terakhir, industri penjaminan bertumbuh dengan baik. Dari sisi aset, aset industri penjaminan telah bertumbuh sebesar Rp 21 triliun, atau sebesar 117%, dari Rp18 triliun pada tahun 2017 menjadi Rp 39,1 triliun pada 2022 untuk penjaminan konvensional dan syariah.

Sementara itu outstanding penjaminan industri penjaminan mencapai Rp318.681 miliar per Desember 2022, yang terdiri dari Rp276.023 miliar outstanding penjaminan konvensional dan Rp42.658 miliar outstanding penjaminan syariah.

Muh. Fachri Dangkang mengatakan hingga saat ini, terdapat 22 perusahaan penjaminan dan perusahaan penjaminan syariah yang beroperasi di Indonesia, dan berkontribusi kepada 1,3% aset IKNB pada Desember 2022. Kata Fachri, pertumbuhan UMKM harus terus didorong mengingat perannya yang signifikan dalam perekonomian di Indonesia. Dalam hal ini peran perusahaan penjaminan penting sebagai salah satu alternatif bagi pengusaha UMKM untuk mengakses pendanaan dan memfasilitasi unsecured loan.

Baca Juga :  Diskop & UMKM Tunggu Info OJK Soal Pengalihan Pengawasan Koperasi Open Loop di Sultra

Pada dasarnya, pemberian pinjaman kepada UMKM memiliki risiko yang cukup tinggi. Bank seringkali menyebutkan penghindaran risiko, praktik bisnis yang buruk, dan kurangnya informasi keuangan sebagai alasan untuk tidak memberikan pinjaman

“Pertumbuhan yang cukup signifikan juga dapat ditinjau dari sisi kinerja operasional dari perusahaan penjaminan yang meningkat secara signifikan, dengan peningkatan dari sisi outstanding lembaga penjamin konvensional sebesar Rp 97,15 triliun, dari sebesar Rp 178,87 triliun pada tahun 2017 menjadi sebesar Rp 276 triliun pada tahun 2022,” ungkap M. Fachri Dangkang.

Lanjut M. Fachri, peningkatan juga terjadi pada imbal jasa penjaminan konvensional (IJP), yang meningkat sebanyak Rp 4128 miliar pada tahun 2022, dibandingkan dengan tahun 2017, atau meningkat lebih dari 2 kali lipat dari IJP yang diperoleh industri penjaminan di tahun 2017 yaitu sebesar Rp1.862 miliar menjadi Rp5.990 miliar.

Sementara pendapatan imbal jasa penjaminan bersih pada lembaga penjamin Syariah juga menunjukkan trend positif yang meningkat dari Rp 239 miliar pada tahun 2017 menjadi Rp 995 miliar pada tahun 2022.

Meskipun UMKM memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja, UMKM sering kali menghadapi kesulitan dalam memperoleh akses ke pembiayaan yang diperlukan untuk mengembangkan dan mempertahankan bisnis mereka, khususnya karena ketiadaan dan kurangnya jaminan yang dimiliki.

Baca Juga :  Bank Sultra Nobar Film Mosonggi: Dukung Karya Sineas Lokal Bumi Anoa

Akibatnya, UMKM seringkali terhambat dalam mengembangkan usaha mereka atau terpaksa mencari sumber pembiayaan alternatif dengan suku bunga yang tinggi yang pada akhirnya menggerus potensi mereka untuk bertumbuh. Perusahaan penjaminan memiliki peran strategis dalam mendukung pertumbuhan ekonomi sektor riil di Indonesia sebagai jembatan bagi UMKM untuk mendapatkan pendanaan.

“Dengan adanya penjaminan kredit UMKM bisa mendapatkan pinjaman dari lembaga keuangan yang pada akhirnya membantu peningkatan aksesibilitas finansial UMKM. Peningkatan aksesibilitas finansial UMKM menjadi sangat penting dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” kata Andi Rante.

Ketua Penyelenggara Webinar Nasional, Ariyadi mengatakan, acara tersebut digelar dengan tujuan mendorong eksistensi dan peran Lembaga Jaminan Kredit sebagai salah satu bagian dari ekosistem perekonomian nasional serta untuk menunjukkan kontribusi perusahaan penjaminan bagi pemberdayaan sektor UMKM.

Kehadiran stakeholder, praktisi dan profesional di industri penjaminan dalam diskusi panel diharapkan dapat menjadi wadah untuk melakukan penguatan bisnis penjaminan ke depannya.

“Kami berharap kegiatan ini dapat menjadi wahana berbagi pengetahuan, pengalaman, dan gagasan inovatif untuk menghadapi tantangan dan peluang yang ada di era perekonomian yang dinamis,” pungkasnya. Red

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x