LAJUR.CO, KENDARI – Puskesmas Mata menggandeng mahasiswa Universitas Halo Oleo (UHO) Program Studi Apoteker menggelar sosialisasi kesehatan tentang penyakit Rheumatoid Arthritis atau rematik dan Osteoporosis ke Kelurahan Mangga Dua, Kota Kendari, Rabu (23/10/2024).
Program sosialisasi dua penyakit tersebut bertujuan meningkatkan pemahaman lansia tentang penyakit Rheumatoid Arthritis (RA) dan Osteoporosis (OP) yang memang rentan menyerang kondisi kesehatan utama pada kelompok usia lanjut.
Kepala Puskesmas Mata La Ode Muh Arsyan mengatakan, kendati OP dan rematik sama-sama menyerang lansia, keduanya dikategorikan penyakit berbeda yang mana pasien rematik memiliki risiko lebih besar terkena osteoporosis.
Osteoporosis merupakan penyakit tulang sistemik yang menyebabkan tulang keropos dan mudah patah. Osteoporosis terjadi ketika tubuh tidak mampu meregenerasi tulang, sehingga kepadatan tulang berkurang. Gejala osteoporosis tidak selalu muncul, dan biasanya baru terasa saat terjadi cedera.
Rematik sendiri merupakan penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan dan nyeri pada sendi. Rematik juga bisa menyerang jaringan lunak, otot, dan perlekatan periartikular. Gejala rematik yang khas adalah nyeri dan kekakuan pada sendi, serta kemerahan dan bengkak pada sendi yang meradang.
Saat sosialisasi, lima mahasiswa apoteker UHO yang terlibat tidak hanya menjelaskan faktor risiko, gejala, dan pengobatan RA dan OP, tetapi juga mengajarkan tata cara penggunaan obat tepat, yang sering kali kurang dipahami oleh lansia.
“Para lansia di sini masih kurang dalam mengetahui penggunaan obat utamanya untuk penyakit OP yang dimana posisi minum obat harus duduk secara tegak selama 20-30 menit untuk mencegah terjadinya penyakit baru yaitu Gastrointestinal dan agar obat tersebut dapat berkerja dengan baik,” ucap salah satu mahasiswa Apoteker UHO Purnama Alia, Rabu (23/10/2024).
Ia menjelaskan, penyakit rematik dapat dicegah melalui perubahan gaya hidup, seperti menghindari kebiasaan merokok, rutin berolahraga, serta menjaga berat badan ideal.
Sementara penyakit OP dapat menyebabkan penurunan tinggi badan, postur bungkuk, serta risiko patah tulang yang tinggi. Cara minimalisirnya adalah lewat penerapan gaya hidup sehat. Faktor risiko osteoporosis meliputi usia lanjut, riwayat keluarga, kurangnya asupan kalsium dan vitamin D, serta kebiasaan buruk seperti merokok atau mengonsumsi alkohol.
Antusiasme warga sangat tinggi, terlihat dari kesungguhan mereka mendengarkan materi yang disampaikan serta respons positif yang diberikan kepada para mahasiswa apoteker. Sosialisasi berhasil menjawab banyak ketidaktahuan mereka tentang penyakit Rheumatoid Arthritis (RA) dan Osteoporosis (OP), sehingga mereka menjadi lebih paham mengenai kedua penyakit tersebut termasuk pencegahan dini.
Kepala Puskesmas Mata, La Ode Muh. Arsyan, menjelaskan bahwa Puskesmas Mata secara rutin melaksanakan kegiatan puskesmas keliling bagi lansia setiap bulan. Ia mengatakan partisipasi mahasiswa UHO lewat program pengabdian masyarakat ini sangat sejalan dengan program layanan kesehatan yang sedang berjalan.
“Saya sanggat mendukung kegiatan ini. Sosialisasi memberikan manfaat luar biasa bagi masyarakat setempat,” tutur La Ode Muh. Arsyan.
Kegiatan sosialisasi tersebut diharapkan mampu meningkatkan kesadaran para lansia terhadap pentingnya pencegahan dan penanganan penyakit RA dan OP, serta mendorong mereka untuk menerapkan gaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.
Laporan : Ika Astuti