BERITA TERKINIEKOBISNASIONAL

Mengenal Etanol, Alkohol yang Dicampur dalam Bensin Pertamina

×

Mengenal Etanol, Alkohol yang Dicampur dalam Bensin Pertamina

Sebarkan artikel ini
Etanol, Alkohol yang Dicampur dalam Bensin Pertamina
Ilustrasi. Foto : Ist

LAJUR.CO, KENDARI – Istilah etanol dalam BBM atau bahan bakar minyak belakangan semakin sering terdengar, terutama setelah kasus kelangkaan BBM di jaringan SPBU swasta.

Perusahaan-perusahaan pengelola SPBU swasta seperti BP dan Vivo membatalkan pembelian base fuel dari stok Pertamina dengan alasan kandungan etanol dalam BBM yang tinggi.

Yang baru, pemerintah melalui Kementerian ESDM bakal mewajibkan kandungan etanol dalam BBM hingga 10 persen. Saat ini, pencampuran etanol pada BBM di Indonesia baru diterapkan sebesar 5 persen (E5) pada produk Pertamax Green 95.

“Saat ini, pencampuran etanol pada BBM baru diterapkan sebesar 5 persen (E5) pada produk Pertamax Green 95,” kata Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.

Etanol adalah merupakan senyawa kimia berbasis alkohol (C2H5OH) yang dihasilkan melalui proses fermentasi bahan baku nabati seperti tebu, jagung, singkong, atau molases (tetes tebu), sehingga etanol juga termasuk dalam kelompok alkohol.

Alkohol adalah senyawa organik yang memiliki gugus hidroksil (OH), sedangkan etanol adalah salah satu jenis alkohol yang memiliki dua rantai C (C2H5OH). Artinya, semua etanol adalah masuk kategori alkohol, namun tak semua alkohol tergolong sebagai etanol, seperti metanol.

Dalam pencampuran BBM, etanol digunakan sebagai campuran bensin untuk menghasilkan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan. Campuran ini biasa disebut gasohol, misalnya E5, E10, atau E20, yang menunjukkan persentase kandungan etanol di dalamnya.

Baca Juga :  Wagub Sidak Diskominfo Sultra: Soroti Disiplin ASN Rendah, Minta Parkiran & Lampu Kantor Dibenahi

Sebagai contoh, E5 berarti bahan bakar tersebut mengandung 5 persen etanol dan 95 persen bensin murni. E10 artinya kandungan etanolnya sebanyak 10 persen dan 90 persen bensin murni.

Banyak negara-negara di dunia sudah menerapkan campuran etanol dalam bensin, misalnya Amerika Serikat (AS). Dikutip dari laman resmi Departemen Energi AS, etanol adalah bahan bakar terbarukan yang dihasilkan dari berbagai sumber tanaman, yang secara kolektif dikenal sebagai biomassa.

Jenis bahan bakar ini banyak digunakan di berbagai negara sebagai bagian dari upaya mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan menekan polusi udara. Lebih dari 98 persen bensin yang beredar di AS mengandung etanol sebagai campuran untuk membantu proses pembakaran yang lebih bersih.

Di Negeri Paman Sam, banyak perusahaan pemasok BBM menggunakan campuran E10, yaitu 10 persen etanol dan 90 persen bensin. Penggunaan campuran ini terbukti mampu menurunkan emisi gas buang yang berkontribusi terhadap pencemaran udara.

Selain E10, di AS, juga banyak tersedia etanol juga tersedia dalam bentuk E85, atau dikenal sebagai bahan bakar fleksibel (flex fuel).

Baca Juga :  Mendagri Terbitkan Surat Edaran Aktifkan Siskamling Tingkat RT/RW

Kandungan etanol dalam BBM hingga 83 persen ini digunakan pada kendaraan flex-fuel vehicle (FFV) yang memang dirancang untuk beroperasi dengan berbagai proporsi campuran bensin dan etanol.

Produksi etanol

Penyediaan etanol sebagai bahan bakar kendaraan melibatkan beberapa tahapan, mulai dari budidaya hingga distribusi akhir.

Pertama, bahan baku biomassa seperti jagung, tebu, atau tanaman penghasil gula dan pati lainnya ditanam, dipanen, lalu dikirim ke fasilitas produksi etanol.

Di fasilitas tersebut, bahan baku kemudian diolah melalui proses fermentasi untuk menghasilkan etanol murni.

Setelah itu, etanol dikirim ke terminal bahan bakar atau langsung ke pengguna akhir menggunakan moda transportasi seperti kereta api, truk, atau tongkang. Campuran E10 umumnya bersumber dari terminal bahan bakar, sementara E85 bisa didistribusikan langsung dari fasilitas produksi etanol maupun dari terminal.

Sementara itu, E15 biasanya tersedia di terminal bahan bakar atau diproduksi melalui pompa blender di stasiun pengisian, yang mencampur etanol dari tangki E10 dan E85 sesuai kebutuhan.

Kegunaan etanol

Selain sebagai pencampur dalam BBM, kegunaan etanol adalah guna mengurangi ketergantungan terhadap impor minyak bumi dengan memanfaatkan sumber daya nabati lokal.

Baca Juga :  Hadiri Monev Inpres Nomor 2 Dibuka Gubernur ASR, Bupati Kolut Kawal Optimalisasi BPJS Ketenagakerjaan

Kegunaan etanol lainnya adalah bisa menekan emisi gas rumah kaca, karena pembakaran etanol menghasilkan karbon dioksida yang lebih rendah dibandingkan bensin murni.

Pemerintah Indonesia telah merancang peta jalan (roadmap) pengembangan bioetanol hingga 2030. Program ini termasuk peluncuran bahan bakar Pertamax Green 95, yang merupakan campuran 95 persen bensin dan 5 persen bioetanol.

Meski begitu, ada banyak tantangan dalam peningakatan kandungan etanol dalam BBM, terutama terkait ketersediaan bahan baku, biaya produksi etanol, serta adaptasi mesin kendaraan agar optimal menggunakan campuran bahan bakar tersebut.

Kementerian ESDM menegaskan pengembangan etanol menjadi E10 untuk campuran bensin serupa dengan program mandatori biodiesel, yaitu pencampuran minyak kelapa sawit dengan solar.

Biodiesel dikembangkan secara bertahap, dari 2015 penerapan B15 (campuran 15 persen minyak kelapa sawit) hingga di 2025 sudah diterapkan B40 (campuran 40 persen minyak kelapa sawit).

Pada 2026, pemerintah berencana menerapkan mandatori B50 (campuran 50 persen minyak kelapa sawit). “Kita berangkat dari potret keberhasilan biodiesel.

Mulai sekarang untuk di bensin, kita juga mulai mendorong untuk tahapan ke sana. Awalnya memang kita bikin ke E10 dulu,” jelas Bahlil Lahadalia. Adm

Sumber : Kompas.com

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x