LAJUR.CO, KENDARI – Kebijakan pemerintah menaikkan harga tarif ojek online (ojol) sejak Minggu (11/9/2022), membawa dampak positif bagi pengembang aplikasi transportasi lokal bernama Anoa. Pengemudi ojol di Kendari, kata Founder Anoa Lukmanul Hakim (33), mulai berbondong-bondong beralih menjadi driver Anoa.
Aplikasi transportasi online, Anoa yang digagas putra daerah Sulawesi Tenggara (Sultra) ini mulai naik daun setelah terjadi gejolak kenaikan tarif ojol dan harga bahan bakar minyak (BBM).
“Driver Car dan Ride berbondong-bondong gabung ke Anoa. Baru dua hari driver Anoa sudah tembus 250 driver yang daftar dan aktif. Setiap hari masuk terus pendaftar driver Anoa,” ujarnya kepada Lajur.co, Selasa (13/9/2022).
Peningkatan jumlah driver ini, lanjut Lukmanul dipengaruhi kebijakan Anoa yang tidak mengambil potongan dari driver sebagai pembeda dengan aplikasi lain.
“Di Anoa tidak ada potongan komisi untuk driver. Tarifnya masih terjangkau oleh masyarakat. Tarif dasar motor hanya Rp9.200,-,” jelasnya.
Hal itu berbanding terbalik dengan yang dirasakan driver Grab. Keluhan datang dari anggota Asosiasi Ojek Online Kota Kendari (Asoka), Egit yang mengeluhkan sepinya jumlah pelanggan.
“Untuk sekarang sepi pelanggan. Kalau aplikator lain justru lebih baik karena pendapatan lebih banyak dengan jumlah orderan yang sama sebelum tarif naik,” keluh Egit.
Untuk diketahui, tarif dasar Grab dipatok sebesar Rp15.000,-. Setelah dikurangi komisi dan biaya pemesanan, pendapatan driver hanya sebesar Rp9.200,-per km. Komisi diterima aplikasi mencapai 38,2 persen atau Rp5.800,- dari jumlah tersebut.
“Kita driver terima bersih Rp9.200,-. Penumpang bayarnya Rp15.000,-,” tutup Egit. Red