LAJUR.CO, KENDARI – Program Semarak Rupiah Ramadan dan Berkah Idul Fitri (SERAMBI) 2024 Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Tenggara (Sultra) dirangkaikan event Pasar Murah Sembako akan hadir di Aula Korem 143 Haluoleo, Mandonga, Kota Kendari mulai Senin (25/3/2024).
Masyarakat dapat mengakses layanan penukaran rupiah terpadu melalui mobil kas keliling yang digelar berbarengan dengan program Pasar Murah hingga tanggal 4 April mendatang.
Khusus program Pasar Murah Sembako, BI Sultra menggandeng kemitraan dengan Perum Bulog Sultra, Badan Pangan Nasional dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Pemprov Sultra. Kegiatan pasar murah ini merupakan salah satu upaya Bank Indonesia bersama TPID mengendalikan inflasi di Sultra menjelang hari raya Lebaran.
Adapun produk sembako murah yang tersedia selama ajang pasar murah yakni beras SPHP dibanderol Rp53 ribu per kemasan 5 kilogram, telur ayam Rp60.000/rak, Minyakita Rp14.000/liter, gula pasir Rp16.000/kilogram, bawang putih Rp40.000 ribu/kilogram, bawang merah Rp30.000/kilogram.
Sambil berbelanja kebutuhan sembako, masyarakat dapat melakukan penukaran pecahan uang rupiah. Mobil Kas Keliling Bank Indonesia menyediakan pecahan uang rupiah mulai dari lembaran Rp1000 hingga Rp50.000. Jumlah Penukaran uang rupiah dibatasi hinga nominal sebesar Rp4.000.000. Sementara itu penukaran di kantor perbankan maksimal sebesar Rp3.700.000.
Untuk mempercepat proses layanan penukaran, masyarakat dihimbau untuk segera melakukan pendaftaran pada situs https://pintar.bi.go.id satu hari sebelum penukaran. Melalui situs
tersebut, pendaftar dapat mengisikan jumlah pecahan yang akan ditukarkan dan lokasi tujuan penukaran, lalu pendaftar akan memperoleh e-mail konfirmasi yang akan ditunjukkan pada petugas saat penukaran Uang Rupiah.
Kepala BI Sultra Doni mengatakan, BI Sultra menyiapkan Rp1,9 triliun uang cash untuk memenuhi kebutuhan transaksi masyarakat selama periode Ramadan dan Idulfitri 2024.
Melalui program SERAMBI, lanjut Doni, diharapkan terjadi peningkatan perputaran Uang Layak Edar (ULE) hingga wilayah tertinggal, terdepan dan terluar (3T), yang dibawa oleh keluarga yang telah menukarkan rupiahnya. Dengan demikian masyarakat turut berpartisipasi dalam pemenuhan tugas Bank Indonesia untuk mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Adm