LAJUR.CO, KENDARI – Pasokan lima komoditi impor tetap terjaga aman selama periode penerapan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro di Provinsi Sulawesi Tenggara. Hal ini diungkapkan Kepala Perwakilan BI Sultra, Bimo Epyanto saat ajang Bincang Bareng Media, Jumat (27/8/2021).
“Secara umum, ketersedian pasokan relatif terjaga ditengah PPKM Mikro yang ditetapkan di sejumlah daerah termasuk Kota Kendari,” ujar Bimo.
Lima komoditi impor tercatat masuk kebutuhan pangan pokok yang saat ini masih disuplai dari luar Provinsi Sultra diantaranya produk bawang putih, bawang merah, gula pasir, telur ayam dan daging ayam.
Bimo menguraikan pasokan telur ayam yang dikonsumsi masyarakat Sultra sebagian besar berasal dari Surabaya. Sementara pasokan daging ayam yang rerata masuk ke daerah kepulauan berasal dari Surabaya.
Bawang merah yang merupakan produksi palawija Makassar dan Bima, masuk ke Sultra melalui pintu pelabuhan Surabaya.
“Bawang putih adalah produk impor dari pintu Surabaya dan Makassar. Gula pasir dari Jakarta,” lanjut Bimo.
Lancarnya arus pasokan lima komoditi di atas selama periode PPKM Mikro di Sultra berimbas positif pada kondisi inflasi tahunan. Catatan BI Sultra, inflasi tahunan Sultra berada pada level aman yakni 2,4 persen.
Hanya saja, pada periode Juli Sultra sempat mengalami inflasi sebesar 0,75 persen, lebih tinggi dari periode sebelumnya yang tercatat 0,10 persen.
Namun begitu, peningkatan tekanan inflasi tersebut bukan disebabkan oleh lima gangguan pasokan lima komoditi impor di atas. Melainkan didorong oleh peningkatan harga komoditas ikan segar seiring penurunan aktivitas nelayan serta peningkatan harga sayuran karena penurunan produksi sayuran.
Untuk menjaga agar inflasi Sultra tetap terjaga stabil, BI mengeluarkan empat rekomendasi agar menjadi perhatian serius tim TPID. Diantaranya adalah rutin melakukan pemantauan harga dan pasokan barang secara berkala, berupaya melakukan percepatan dan perluasan kerjasama perdagangan baik antar kabupaten kita di Sultra dan provinsi lain, memastikan kelancaran distribusi baik darat laut maupun udara
“TPID juga tetap waspada dan terus melakukan monitoring terkait potensi gangguan pasokan khususnya komoditas yang didatangkan dari luar Sulawesi Tenggara,” pungkas Bimo. HL