BERITA TERKINIHEADLINE

Penjualan Umbul HUT RI di Kendari Lesu, Bendera One Piece & Palestina Justru Banyak Dicari

×

Penjualan Umbul HUT RI di Kendari Lesu, Bendera One Piece & Palestina Justru Banyak Dicari

Sebarkan artikel ini

LAJUR.CO, KENDARI – Menjelang peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, deretan pedagang bendera dan umbul-umbul mulai tampak di sepanjang Jalan Z.A. Sugianto, Kelurahan Anduonohu, Kecamatan Poasia, Kota Kendari. Namun, semarak warna merah putih tahun ini tidak diiringi semangat pembeli seperti tahun-tahun sebelumnya.

Aris, salah satu pedagang bendera yang sudah berjualan sejak 2023, mengaku omsetnya mengalami penurunan drastis. Jika tahun lalu ia bisa meraup lebih dari dua juta rupiah per hari, kini pendapatannya nyaris stagnan. Ia mulai berjualan sejak 28 Juli 2025, namun hingga awal Agustus ini, pembeli masih sepi.

“Dulu sehari bisa dapat dua jutaan lebih. Sekarang susah, sepi pembeli. Banyak yang cari bendera One Piece dan Palestina, terutama sopir truk,” ujar Aris saat ditemui di lapaknya, Rabu (7/8/2025).

Baca Juga :  Pengusaha Beras di Kendari Tipu Konsumen: Timbangan SPHP Susut Sekilo, Harga Lampaui HET

Berbanding terbalik, tren bendera karakter animasi dan isu internasional seperti Palestina justru naik daun. Namun Aris tetap memilih menjual bendera merah putih sebagai bentuk penghormatan terhadap nilai perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Ia menyebut tidak ingin mencari keuntungan dari tren yang menurutnya mengaburkan makna kemerdekaan.

Harga bendera yang dijual Aris bervariasi, mulai dari Rp25.000 hingga Rp40.000, tergantung ukuran dan jenis kain. Namun, menurutnya, persaingan pedagang yang semakin ketat juga menjadi faktor utama turunnya pemasukan.

Baca Juga :  Tipu-tipu Eks Manajer Keuangan PT Pos Kendari, Tilep Kas Perusahaan Rp5,2 Miliar

Senada dengan Aris, Dian, pedagang lain yang berjualan di area yang sama, juga merasakan hal serupa. Ia mengatakan bendera One Piece tengah digandrungi kalangan muda dan sering kali lebih dicari ketimbang bendera nasional.

“Sekarang paling banyak cuma dapat tujuh ratus rupiah sehari. Kadang malah tidak ada pembeli sama sekali,” ungkap Dian.

Sementara itu, Aisyah, yang telah menjual bendera sejak 2020, mengaku mengalami penurunan omset yang cukup signifikan. Ia menyebut pernah mendapatkan penghasilan hingga Rp10 juta saat masa puncak penjualan, namun tahun ini situasinya berbeda.

“Tahun pertama saya jualan dapat Rp4 jutaan, tahun berikutnya naik terus. Tapi sekarang, belum tahu dapat berapa. Sepi sekali,” kata Aisyah.

Baca Juga :  AJI Kecam Dugaan Intimidasi Pers Mahasiswa IAIN Kendari, Modus Barter Takedown Berita

Ia menambahkan bahwa selain adanya persaingan sesama pedagang, menurunnya minat terhadap bendera merah putih juga dipengaruhi oleh tren masyarakat yang kini lebih memilih bendera One Piece maupun Palestina.

Aisyah menjelaskan, generasi muda cenderung menyukai simbol-simbol budaya populer, sementara bendera Palestina digemari berbagai kalangan sebagai bentuk solidaritas kemanusiaan.

Fenomena ini mencerminkan adanya perubahan preferensi masyarakat dalam menyambut peringatan kemerdekaan, yang seharusnya menjadi momen untuk memuliakan lambang-lambang kenegaraan. Para penjual pun berharap semangat masyarakat terhadap bendera merah putih kembali tumbuh menjelang 17 Agustus.

Laporan: Dodi Permana

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x