SULTRABERITA.ID, KENDARI – Hari ini, Polda Sultra menggelar rekonstruksi atas kasus tewasnya dua mahasiswa UHO saat aksi unjuk rasa 26 September lalu.
BACA JUGA :
- Agar Payment ID Tak Jadi Senjata Buat Memata-matai Transaksi Warga
- Mengintip Latihan Tim Marching Band UHO, Matangkan Persiapan Tampil di HUT RI
- 31 Mahasiswa UHO Jadi Paskibraka, Kibarkan Merah Putih HUT RI Perdana Dipimpin Rektor Prof Armin
- Kabar Baik Buat Traveler; Rute Penerbangan Kendari–Bone Segera Mengudara
- Jelang Tampil di Istana Negara, Penari Sajo Moane Gelar Latihan Pemantapan Sambut HUT ke-80 RI
Sayang, gelar perkara melibatkan tersangka dari oknum aparat kepolisian itu dilakukan secara tertutup. Sejumlah jurnalis dilarang meliput rekonstruksi kasus penembakan mahasiswa Randi-Yusuf yang meregang nyawa terkena timah panas senjata oknum polisi.
Salah satu jurnalis MNC TV, Rahmat Buhari, membenarkan aksi hadang dilakukan oknum polisi yang berjaga di sekitar lokasi reka ulang kasus di depan Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sulawesi Tenggara (Disnakertrans Sultra) Jalan Abdulah Silondae Kota Kendari.
Jurnalis yang juga Koordinator Advokasi IJTI (Ikatan jurnalis Televisi Indonesia) Kendari itu mengatakan kejadian tersebut berlangsung sekira pukul 15.45 Wita.
Kala itu, sejumlah jurnalis, Algazali, kontributor SCTV-Indosiar, Wiwid Abid Abadi, jurnalis kumparan.com serta Hasrul Tamrin wartawan sultrakini.com, mendatangi lokasi rekonstruksi kasus penembakan mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO).
Saat melakukan peliputan, kata Wiwin, Algazali Kontributor SCTV – Indosiar yang berada di depan gerbang Disnakertrans Sultra dihalau salah seorang oknum polisi yang berpakaian sipil. Ia mendatangi awak media yang tengah merekam gambar sambil memberi kode larangan.
“Tidak lama kemudian, datang Asdar Zuula (Ketua IJTI Sultra-iNews Kendari) bersama Erdika Mukdir (tvone), tiba di lokasi rekonstruksi. Saat Asdar meliput mengambil gambar adegan reka ulang penembakan, seorang oknum polisi berpakaian sipil datang melarang agar tidak mengambil gambar video. Dengan kalimat kurang lebih ‘jangan dulu ambil gambar, biarkan kami bekerja dulu’,” urai Wiwin panjang lebar mengutip kalimat dilontarkan polisi yang berjaga .
Setelah itu, lanjutnya sejumlah jurnalis mundur dan mencoba mengambil gambar dari jarak jauh di seberang jalan depan Kantor Disnakertrans Sultra. Tidak lama kemudian, puluhan polisi meninggalkan lokasi rekonstruksi. Adm