LAJUR.CO, KENDARI – Dinas Tanaman Pangan dan Peternak (Distanak) Sulawesi Tenggara (Sultra) menggejot program pompanisasi ke sejumlah sentra produksi pangan di Sulawesi Tenggara. Program pompanisasi bekerjasama dengan Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) terkonsentrasi pada 13 kabupaten/kota.
Informasi tersebut diungkap Kepala Distanak Sultra LM Ruslan Jaya saat Rapat Virtual Pers Rilis Prakiraan Musim Kemarau Provinsi Sultra bersama Deputi bidang Klimatologi, Ardhasena Sopaheluwakan dan Pj Gubernur Sultra Andap Budhi Revianto, Jumat (22/3/2024).
Ruslan Jaya mengatakan, program pompanisasi menjadi bagian langkah antisipasi Distanak menghadapi prediksi musim kemarau tahun 2024. 13 Daerah program pompanisasi diantaranya Kabupaten Konawe, Kabupaten Bombana, Kabupaten Kolaka, Kabupaten Konawe Selatan, Kabupaten Buton, Kabupaten Muna, Kabupaten Muna Barat, Kabupaten Kolaka Timur, Kabupaten Kolaka Utara, Kabupaten Buton Tengah dan Kabupaten Buton Selatan.
Program lain telah dilakukan Distanak Sultra adalah membagikan benih padi dengan spesifikasi unggul dan tahan terhadap kondisi cuaca kering. Dengan begitu, musim kemarau tidak signifikan menggangu jumlah produksi pangan di Sultra
“Untuk pencegahan, kita sudah jalankan program pompanisasi dengan BSIP dan penyebaran bibit tahan dengan kondisi kering. Kita sudah mulai lakukan penyediaan air untuk petani,” kata LM Rusdin Jaya.
Dalam rapat tersebut, BMKG memaparkan tentang prakiraan awal musim kemarau di Sultra serta imbauan agar pemerintah mulai melakukan langkah mitigasi bencana hidrometeorologi jelang musim pancaroba.
Sementara itu, Pj Gubernur Sultra Andap Budhi menegaskan informasi prakiraan musim disampaikan oleh BMKG wajib disikapi dengan menyusun langkah pencegahan bencana, mitigasi serta kesiapan-siagaan penanganan bencana. Kemarau panjang dibarengi Elnino sempat dialami sebagian besar wilayah Sultra pada akhir tahun 2023, kata Andap, menjadi pembelajaran bagi kepala daerah dan instansi terkait.
“Mencegah lebih baik. Sebagai aparatur, gunakan informasi itu dengan baik. Bencana hidrometeorologi adalah bencana yang sering terjadi di Sultra. Ada peningkatan dari waktu ke waktu. Siapkan langkah. Intens memonitoring informasi disampaikan BMKG. Kalau kita sudah berusaha maksimal, Insyaallah bisa perkecil dampaknya. Seluruh unsur pentahelix lakukan langkah mitigasi preventif ,” jelas Andap Budhi dalam rapat virtual bersama BMKG.
Sementara itu, Deputi Bidang Klimatologi BMKG pusat, Ardhasena Sopaheluwakan menyampaikan terimakasih atas respon cepat dan dukungan penuh Pj Gubernur Sultra.
“Informasi ini merupakan hasil dari rapat nasional yang dilakukan oleh BMKG Pusat. Tadi juga saya dititipkan ucapan terima kasih dari Ibu Kepala BMKG untuk Pak Pj Gubernur, karena telah memberikan dukungan dan kepercayaan terhadap informasi cuaca dari BMKG,” ucap Deputi bidang Klimatologi, Ardhasena Sopaheluwakan.
Ardhasena mengungkapkan dampak perubahan iklim semakin mengkhawatirkan dan mengancam Indonesia. Dari catatan BMKG tahun 2023, temperatur suhu alami peningkatan bahkan sampai memecahkan rekor baru.
“Hal ini harus disikapi bersama, karena dampak perubahan iklim semakin nyata, ditambah fenomena elnino, pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, yang menjadi salah satu penyebabnya,” ungkapnya.
“Kami juga berharap, informasi yang diberikan dapat bermanfaat untuk meningkatkan langkah-langkah kesiapan menghadapi musim kemarau yang berpotensi lebih ekstrem di tahun 2024,” tambahnya. Adm