SULTRABERITA.ID, KENDARI – Pasangan Calon (Paslon) LM Rajiun Tumada – La Pili (RAPI) menyiapkan saksi berlapis memantau jalannya proses pencoblosan pada hari H Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak, Rabu 9 Desember 2020.
Ketua Tim Penanganan Paslon RAPI, Aksa menyatakan, pihaknya memperkuat saksi dan satgas di lapangan mencegah kemungkinan tindak kecurangan terjadi pada puncak Pilkada Muna.
Setiap desa akan dipantau 10 orang saksi Paslon RAPI. Total saksi yang dikerahkan pun mencapai 5.010 orang untuk mengawasi jalannya pesta demokrasi pada 501 desa di Kabupaten Muna.
“Kita memperkuat saksi dan satgas memantau, memotret semua gerak gerik penyelenggara. Ini belum termasuk saksi mandat dan saksi bayangan lain yang akan disiagakan saat pemilihan,” papar mantan Ketua Ombudsman Sultra itu, Selasa 8 Desember 2020.
Banyaknya saksi dan satgas dikerahkan tim pemenangan paslon nomor urut 2 untuk memantau kinerja penyelenggara pada hari H pencoblosan bukan tanpa sebab.
“Ini karena kita ragukan indepedensi KPU Muna. Dia (Ketua KPU Muna,red) punya rekan jejak yang sangat dekat dengan salah seorang paslon. Bahkan sebelum jadi KPU, beliau tidak bisa dipisahkan dari petahana. Tidak masuk tim pemenangan, tapi bagian dari lingkar inti pemenangan paslon,” jelas Aksa.
Ia menyebut, aduan mengenai indikasi sikap tidak independen Ketua KPU Muna sendiri telah sampai ke meja Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) RI.
“Sudah duajukan di DKPP. Pasca Pemilu ada (sidang,red). Materinya adalah mengenai kode etik penyelenggara Pemilu. Laporan ini diajukan komite independen pemantau Pemilu yang menaruh curiga atas independensi KPU. Meskipun putusan KPU kolektif kolegial, bisa saja ia akan mendominasi pengambilan keputusan,” cetus Aksa.
Lebih jauh Aksa menghimbau tim pemenangan maupun saksi duet RAPI tetap semangat dan berjuang mengamankan perolehan suara. Termasuk mengawasi potensi kecurangan dilakukan penyelenggara pada hari H pencoblosan. Adm