SULTRABERITA.ID, KENDARI – Dinas Cipta Karya Bina Konstrukasi dan Tata Ruang Provinsi Sulawesi Tenggara secara maraton menggarap perampungan dua gedung pemerintah yang dialihfungsikan sebagai ruang isolasi pasien Covid-19.
BACA JUGA :
- Teriakan “Leleko!” Gema di Istana Negara, Tari Sajo Moane Pukau Presiden Prabowo dan Tamu Undangan
- Momen HUT ke-80 RI, Gubernur ASR Sematkan Satyalancana Karya Satya Enam ASN Pemprov Sultra
- Sepak Terjang Telkomsel Nyalakan Semangat Indonesia di HUT ke-80 RI
- Ribuan Pekerja Sambut Euforia Vale Olympics 2025 Perdana
- 2.142 Warga Binaan Lapas dan Rutan se-Sultra Dapat Remisi
Dua gedung dimaksud adalah bagunan eks SMA Angkasa dan salah satu gedung di RSJ Sultra.
Khusus eks SMA Angkasa, sekitar 300 tenaga pekerja dikerahkan demi percepatan rehabolitasi total bangunan sekolah yang lama terbengkalai tersebut.
Saat meninjau proses perbaikan gedung bekas SMA Angkasa, Senin 11 Mei 2020, Pahri menyatakan progres perampungan telah mencapai 60 persen.
“Ada 300 tenaga kerja yang kita pakai. Tiap hari kita kontrol agar bisa selesai tepat waktu. Pengerjaan cukup berat karena ini benar-benar rehab total. Kondisi gedung banyak yang rusak parah sehingga banyak bagian yang dibongkar dan dibangun baru,” ujar Pahri di lokasi proyek sambil memperlihatkan beberapa sisi bangunan eks SMA Angkasa yang dijebol saat proses rehab berlangsung.
Ia menargetkan awal Juni bangunan sudah bisa difungsikan menampung pasien Covid-19 maupun pasin suspect Corona.
Gedung tersebut, kata Pahri mampu menampung hingga 100 orang pasien. Konstruksi bangunan didesain sesuai standar infrastruktur layanan kesehatan seperti puskesmas.
“Kedepan bangunan ini tentu bisa jadi rumah sakit atau puskesmas kalau wabah Covid-19 selesai. Pembangunan memang kita sesuaikan dengan standar infrastruktur kesehatan,” jelasnya.
Hal sama juga dilakukan untuk bangunan Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sultra yang sama dialih fungsikamln sebagai ruang isolasi pasien Corona.
“Kalau di RSJ sudah 60 persen juga. Ada 16 kamar. Semua kita target April tapi karena ada kendala pengiriman berbagai bahan konstruksi, awal Juni bisa digunakan. Sama dengan eks SMA Angkasa,” jelasnya lagi.
Khusus gedung isolasi baru di sisi ruang isolasi khusus ‘Sapo Monona’a’ RSUD Bahteramas, Pahri menyatakan sepekan kedepan fasilitas tersebut sudah bisa dipergunakan menambah armada fisik rumah sakit plat merah saat pandemi Corona.
“Gedung isolasi ini memiliki daya tampung 24 pasien. Kita berharap tidak ada kendala sehingga bisa dipergunakan secepatnya. Yang lalu memang ada pekerja yang kabur karena pemahaman yang masih kurang soal Covid-19. Tapi sekarang sudah jalan dan tinggal finishing sedikit,” jelas Pahri usai meninjau gedung isolasi baru di RSUD Bahteramas. Adm