SULTRABERITA.ID, KENDARI – Dinas Kesehatan Sultra, Selasa 21 April 2020, mengirim Tim Surveylans untuk mengecek data warga yang sempat melakukan kontak erat dengan tujuh pasien terkonfirmasi positif Corona di Kabupaten Muna.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Sultra, dr Andi Hasnah SpAn melalui Tim Surveylans, dr Kartina mengatakan pihakny melakukan rapid test dan Swab Test terhadap mereka yang diindikasi sempat melakukan interaksi dengan tujuh pasien positif Corona.
Adapun yang dilaporkan telah melakukan kontak erat atau keluarga pasien yang terpapar Corona, kemungkinan langsung mengikuti prosedur swab tenggorok.
BACA JUGA :
- Tim Asistensi Bahas 15 Program Prioritas ASR-Ir Hugua 100 Hari Pascapelantikan
- Tenggelam di Saluran Irigasi, Bocah Perempuan Konawe Ditemukan Tewas
- Keuntungan Sertifikasi Halal untuk Pelaku Usaha
- Damkar Kendari Tangkap Ular Panjang 3 Meter di Pemukiman Warga Abeli
- 7 Penyakit Akibat Pembuluh Darah Pecah dan Penyebabnya
Meski hasil rapid test mereka memperlihatkan skala tidak reaktif alias negatif, ini tidak menjamin kontak erat itu steril dari papar virus. Pasalnya akurasi Rapid Test masih terbilang kurang presisi dibanding tes Swab Tenggorok.
Untuk itu, Tim Surveylans langsung memakai metode tes swab Polymerase Chain Reaction ( PCR) sebagai Gold Standard vonis kasus virus Corona.
Turunnya tim surveylans provinsi ini menyusul angka kasus positif Corona di Kota Jati yang melesat drastis dengan rilis total 7 kasus baru konfirmasi positif.
Kabupaten Muna pun membuat publik geger di tengah pandemi Corona karena langsung menempati posisi kedua jumlah pasien positif Covid-19 tertinggi di Sultra setelah Kota Kendari.
Tracing oleh tim Tim Surveylans ini merupakan bagian langkah cepat Dinas Kesehatan Sultra memutus mata rantai penyebaran virus mematikan tersebut di Muna.
“Hari ini (Selasa,red) Tim Surveylans turun ke Muna. Yang sudah melakukan PE Kontak erat kemarin ada prosedur rapid test dan Swab. (Keluarga/Kontak Erat, red) walapun negatif hasil rapid tes, kadang swabnya malah positif. Jadi kalau sudah kontak langsung swab karena potensi mereka tertular tinggi. Swab ini adalah gold standar,” papar dr Kartina, Selasa 21 April 2020.
Ia mengatakan tim surveylans turut membawa sekitar 300 paket rapid test di Muna dalam rangka tracing wabah Covid-19 di Muna.
Selain melakukan Swab dan rapid terhadap mereka yang telah berinteraksi dengan pasien positif Corona, tim ini sekaligus melakukan sosialisasi dan penyelidikan epidomologi kasus Corona di Muna.
“Kita lakukan sosialisasi terutama adalah bagaimana penanganan dan tracing Corona. Ke masyarakat juga agar tidak panik dan mau berpartisipasi memutus mata rantai Corona. Jangan sampai menganggap ini aib. Sedangkan penyelidikan epidomologi ini untuk memastikan asal muasal cluster wabah ini di Muna dari mana dan identifikasi apakah sudah ada transmisi lokal wabah corona di sana,” jelasnya.
Terpisah, Jubir Gugus Tugas Covid-19 Muna, dr La Ode Muh Agigi mengatakan pihaknya sudah melakukan pendataan siapa-siapa saja yang melakukan interaksi dengan tujuh pasien Corona di Muna agar mengikuti tahapan rapid tes dan Swab Tenggorok.
Ia mengakui stok rapid test di Muna terbatas mengakomodir pemeriksaan tes cepat Corona seluruh warga yang terdata melakukan interaksi dengan pasien positif tersebut.
“Ada ratusan. Kita sudah minta di Kendari agar ada ta bahan 300 Rapid test. Yang ada sisa (stok) 116 kit rapid test. Yang terdata (ikut rapid tes) kemungkinan sekitar ratusan. Kontak erat sekitar 20 orang,” jelas Dokter Wahid, Senin 20 April 2020.
Data Gugus Tugas Covid-19 Sultra di-update Rabu 22 April 2020 pukul 09.00 WITa menyebutkan warga Kabupaten Muna terdata sebagai OTG (Orang Tanpa Gejala) sebanyak 56 orang, 38 ODP (Orang Dalam Pengawasan) dan 1 PDP (Pasien Dalam Pengawasan).
Sementara konfirmasi positif Corona di Sultra belum ada penambahan kasus baru. Totalnya 36 orang dengan rincian ; 30 pasien dalam pengawasan/isolasi medis, 4 pasien sembuh, 2 pasien meninggal. Adm