LAJUR.CO, KENDARI – Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) diumumkan sebagai pemenang TPID Award 2024 untuk kategori Provinsi Berkinerja Terbaik di Kawasan Sulawesi. Prestasi tersebut diumumkan saar koordinasi pusat dan daerah (Rakorpusda) Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di Jakarta, Rabu (28/8/2024)
Sekda Sultra Asrun Lio hadri yang mewakili Pj Gubernur Komjen Andap Budhi Revianto menghadiri rangkaian acara Rakorpusda TPID.
Asrun Lio mengungkapkan inflasi di Sultra menunjukkan tren yang terkendali dan terus menurun, dengan angka 1,73 persen pada Juli 2024, menempatkan Provinsi Sultra pada urutan ketujuh dari 10 provinsi terendah secara nasional menurut rilis BPS 1 Agustus 2024.
Ia pun mengapresiasi semua pihak yang berperan dalam pengendalian inflasi, dari penyediaan stok barang hingga menjaga stabilitas harga.
Dalam acara tersebut, Dirjen Bina Pembangunan Daerah Kemendagri Restuardy Daud, menyebutkan Provinsi Sultra berada di urutan ketujuh dari 10 provinsi dengan inflasi terendah, bersama dengan Babel, NTT, Papua, Papua Selatan, Kalteng, Kalbar, Sulsel, Papua Barat Daya, dan Kalsel. Dimana pada minggu ketiga Agustus 2024, Indeks Perkembangan Harga (IPH) Sultra tercatat -1,55, menunjukkan penurunan.
Dirjen Restuardy Daud juga mencatat kenaikan harga beberapa komoditas, termasuk cabai rawit, cabai merah, dan minyak goreng di berbagai daerah.
Presiden RI memberikan lima arahan penting untuk pengendalian inflasi 2024, yaitu pertama meperkuat produksi pangan melalui optimalisasi infrastruktur pengairan, mengakselerasi teknologi berbasis riset untuk digitalisasi pertanian, mendorong investasi untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian, memutakhirkan sistem dan infrastruktur logistik untuk efisiensi rantai pasok dan terakhir adalah memperkuat sinergi antarlembaga di tingkat pusat dan daerah.
Adapun langkah tindak lanjut dari arahan tersebut meliputi infrastruktur Irigasi Pertanian (KemenPUPR), penelitian dan inovasi pertanian (Kementan), pengelolaan alih fungsi lahan pertanian (Kementan), hilirisasi produk pertanian (Kementan dan Kemenhub).
Berikut adalah integrasi transportasi (Kemenhub), penguatan sinergi (Kemendagri dan Kemenko Perekonomian) serta kerjasama antar daerah (Kemendagri), penyediaan data pangan/neraca pangan (Bapanas).
Langkah-langkah ini juga mencakup penanganan anomali cuaca, konektivitas, neraca pangan, dan alih fungsi lahan untuk menjaga stabilitas ekonomi daerah. Adm