LAJUR.CO, JAKARTA – Elon Musk kembali membuat kebijakan kontroversial dengan mewajibkan pengguna X, sebelumnya bernama Twitter, yang ingin menggunakan platform-nya secara lebih leluasa untuk membayar.
Musk membebankan biaya sebesar 1 dollar AS atau sekitar Rp 15.800 per tahun agar pengguna bisa menulis, membalas, me-retweet, dan menyukai.
Bila pengguna tidak berlangganan X, mereka hanya bisa melihat unggahan, menonton video, dan mengikuti akun lain.
“Ini akan mengevaluasi langkah yang berpotensi kuat untuk membantu kami memerangi bot dan spammer di X,” ujar X dalam pernyataan resminya sebagaimanay dikutip dari Al Jazeera.
“Sambil menyeimbangkan aksesibilitas platform dengan jumlah biaya yang kecil,” sambung perusahaan tersebut.
Sebelumnya, Musk membuat kebijakan kontroversial ketika ia menjadikan centang biru yang awalnya digunakan untuk verifikasi akun terpercaya sebagai langganan.
Ia juga mengganti logo burung biru yang kadung ikonik dengan Twitter dengan huruf X berlatar belakang hitam.
Dimulai di Filipina dan Selandia Baru
X berbayar sebagaimana diputuskan oleh Musk dimulai di Filipina dan Selandia Baru Oktober ini. Diberitakan oleh The Guardian, akun baru yang dibuat di dua negara tersebut akan dimintai verifikasi nomor telepon.
Setelah itu, mereka diwajibkan membayar biaya tahunan sebesar Rp 15.800 per tahun.
Syarat dan ketentuan mengatakan bahwa biaya baru tersebut adalah program beta. Pengguna yang mendaftar harus menyetujui pembayaran langganan secara berkala.
Musk pertama kali memberi kode bahwa ia akan membebankan biaya untuk pengguna pada September 2023.
Hal tersebut ia utarakan ketika berbincang dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, tetapi rencana saat ini sementara berlaku untuk pengguna baru.
Ingin perangi bot
Menurut Musk, dengan sistem X berbayar, dapat membuat operator perangkat lunak tidak berminat. Sebab, bot membutuhkan biaya sepersekian dollar untuk dibuat.
“Ditambah lagi, setiap kali pembuat bot ingin membuat bot lain, mereka akan membutuhkan metode pembayaran baru,” kata Musk.
Langkah untuk menagih pengguna baru muncul ketika Musk mencari alternatif untuk mendapatkan pendapatan selain dari iklan.
Ia juga ingin X menjadi aplikasi serba bisa, termasuk menyediakan layanan pembayaran. Musk mengatakan, boikot pengiklan sejak pengambilalihannya dan kekhawatiran tentang pengelolaan konten yang tidak pantas atau penuh kebencian telah menyebabkan pendapatan iklan menurun hingga 60 persen. Adm
Sumber : Kompas.com