LAJUR.CO, KENDARI – Dinas Perikanan Kabupaten Bombana dan Rare melaksanakan kegiatan bertajuk Ikrar Kepala Desa untuk Menuju Perikanan Berkelanjutan dengan tema Sinergitas dan Kolaborasi dalam Pengelolaan Perikanan Skala Kecil Berkelanjutan di Bombana, Senin (22/8/2022). Dalam kegiatan ini, sebanyak 13 kepala desa pesisir Bombana sepakat menyatakan dukungan atas implementasi program perikanan berkelanjutan yang selama ini digaungkan oleh Rare Indonesia bersama Dinas Perikanan Kabupaten Bombana.
13 desa yang turut dalam kegiatan tersebut masing-masing Desa Baliara, Desa Baliara Selatan, Desa Baliara Kepulauan, Desa Batu Sempe, Desa Toli-toli, Desa Mawar dan Desa Lora. Berikut Desa Pulau Tambako, Desa Masaloka Selatan, Desa Masaloka Timur, Desa Masaloka Barat, Desa Masaloka dan Desa Batu Lamburi.
Sekda Kabupaten Bombana Man Arfa mengatakan, peran aktif aparat desa pesisir di Kabupaten Bombana sangat diperlukan agar terbangun sinergitas dan kolaborasi dalam pengelolaan perikanan skala kecil antar pemangku kepentingan.
Ia meyakini dukungan nyata masyarakat pesisir plus kepala desa dari 13 desa di Kabupaten Bombana akan memberi dampak positif bagi kesuksesan program Pengelolaan Akses Area Perikanan (PAAP).
“Ketigabelas kepala desa yang hadir untuk dapat terus berkoordinasi satu dengan lainnya agar masyarakat pesisir di Kecamatan Mataoleo, Kepulauan Masaloka Raya dan Kabaena Barat dapat memanfaatkan sumber daya pesisir tanpa khawatir sumber daya tersebut akan habis dikarenakan ekosistemnya rusak,” imbau Man Arfa.
Sebagaimana diketahui PAAP menjadi bagian pendekatan dalam pengelolaan perikanan berkelanjutan yang saat ini telah diterapkan oleh Dinas Perikanan Kabupaten Bombana.
Penerapan program ini diawali adanya inisiasi dari Provinsi Sulawesi Tenggara pada 2018. Implementasi program PAAP langsung melibatkan masyarakat pesisir yang dilakukan secara partisipatif.
Khusus di Kabupaten Bombana sendiri, tercatat dua kelompok PAAP sudah terbentuk berkat dukungan kepala desa. Mereka juga telah menyusun dasar peraturan perikanan untuk mendukung penerapan program PAAP di perairan Kabupaten Bombana.
Keberadaan dukungan dan semangat para kepala desa untuk menghadapai tantangan perikanan ini dikuatkan dengan pelaksanaan kegiatan ikrar kepala desa pesisir.
Tidak hanya sebagai komitmen bersama, tetapi ikrar ini juga sebagai wujud dari aksi tingkat lokal dalam mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan.
Adapun agenda lain yang dirangkai dengan ikrar kepala desa tersebut adalah talkshow dengan mengangkat isu perikanan di perairan Kabupaten Bombana.
Pelaksanaan talkshow ini melibatkan perwakilan kelompok PAAP dari masyarakat pesisir yang memanfaatkan sumber daya ikan di perairan Kabupaten Bombana.
Mereka banyak curhat mengenai kondisi miris kawasan perikanan yang mengancam masa depan masyarakat nelayan di wilayah perairan Masaloka dan Mataoleo. Diantaranya adalah permasalahan tangkapan nelayan yang menurun, jarak tangkapan kian jauh hingga penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan dan merusak terumbu karang.
“Penurunan hasil tangkapan karena adanya nelayan yang tidak bertanggung jawab terhadap lingkungan laut. Alat yang digunakan seperti trawl dan bahan peledak merusak terumbu karang yang menjadi rumah untuk ikan-ikan karang,” ujar Hasanuddin.
Masyarakat pesisir di sana berharap program PAAP ini dapat menyatukan masyarakat dan mendorong komitmen para kepala desa, bahu membahu dalam pengelolaan kawasan PAAP dari 0-2 mil laut.
Kadis Perikanan Kabupaten Bombana Sarif juga menegaskan agar potensi daerah di bidang perikanan dan kelautan dijaga bersama, salah satunya lewat implementasi program PAAP yang telah dijalankan sejak tahun 2019 di Kabupaten Bombana. Adm