LAJUR.CO, BUTON – Sebanyak 15 ekor tukik kembali menetas di Pantai Koguna Desa Mopaano Kecamatan Lasalimu Selatan Kabupaten Buton pada 6 November lalu. Belasan anakan kura-kura laut itu berasal dari program konservasi penyelamat telur penyu kelompok nelayan Pengelolaan Akses Area Perikanan (PAAP) Lasinta Lape Lape.
Fasilitator Site PAAP Siotapina dan Lasalimu Selatan Kabupaten Buton, Wadu Marsidik, Senin (8/11/2021), mengatakan tukik tersebut masih bagian dari kerja swadaya nelayan PAAP Lasinta Lape Lape bernama La Ode Awaludin.
Yang lalu, nelayan ini juga berhasil merawat telur-telur penyu di Pantai Koguna hingga menetaskan tiga ekor tukik.
“Sabtu malam, 6 November 2021 pukul 18.35 Wita, kami dapat kabar baik dari Bapak La Ode Awaludin di Pantai Koguna Desa Mopaano atas menetasnya 14 ekor tukik. Sebagai upaya konservasi penyu atas kesadaran/swadaya masyarakat Kelompok PAAP Lasinta Lape Lape,” jelas ASN di Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Buton tersebut.
Wadu mengatakan telah melakukan pengecekan kondisi tukik. Termasuk beberapa telur penyu yang masih tertimbun pasir dan belum sempat menetas.
Menurut keterangan Awaludin dan Wadu, total ada 75 butir telur penyu diselamatkan dalam gundukan pasir. Dari jumlah itu, 14 diantaranya berhasil menetas menjadi tukik. Sementara, 61 butir telur penyu diketahui telah membusuk.
Kata Wadu, telur penyu itu membusuk dan gagal menetas ditengarai karena sempat terendam air laut saat kondisi pasang.
Lebih jauh, ia menuturkan keseluruhan tukik yang menetas dari program konservasi swadaya nelayan PAAP di Desa Mopaano akan dilepasliarkan serentak di Pantai Koguna dalam waktu dekat.
Pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan lembaga Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Wilayah 1 Baubau untuk pelepasliaran belasan tukik tersebut. Agenda ini sekaligus bertujuan mengedukasi masyarakat pesisir agar ikut bergerak bersama melestarikan populasi penyu yang kini terancam punah.
Meski tidak semua telur penyu yang diselamatkan berhasil menetas, menurut Wadu, langkah nelayan Awaludin menjadi pionir penyelamat hewan langka di Pantai Koguna. Hal tersebut dapat menjadi teladan mendorong perubahan perilaku masyarakat pesisir agar menyetop aktivitas perburuan telur maupun penyu dewasa.
“Poin penting dari upaya Pak Awal, alhamdulillah ada nurani sebagai upaya konservasi penyu, dimana selama ini tindakan mereka justeru sebaliknya. Banyak hikmah dan pengalaman yang perlu dipelajari tentang penanganan telur penyu dan tukik. Besar harapan kami momentum ini sebagai awal yang baik,” urai Wadu panjang lebar.
Sebelumnya diberitakan, beberapa telur penyu yang diselamatkan La Ode Awaludin di Pantai Koguna berhasil menetas. Tiga ekor tukik lahir dari program konservasi swadaya perdana digarap nelayan setempat. Adm